TARAKAN – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tarakan, gelar rapat menyikapi adanya beberapa spanduk yang betuliskan “Tarakan Menolak Khilafatul Muslimin†di Kota Tarakan.
Ketua MUI Tarakan KH. M Anas menjelaskan, sampai detik ini MUI belum tahu ajaran Khilafatul Muslimin dan yang menjadi tanda tanya kenapa langsung muncul spanduk, muncul plang tanpa mengetuk (Permisi) terlebih dahulu kepada MUI sebagai induk ormas Islam.
“Kita tidak boleh suudzon (Buruk sangka) siapa tahu Lembaga itu bagus, kita tidak tahu, maka kita sepakat membentuk tim pencari fakta,†terang KH. M Anas, usai rapat MUI di kantor Basnaz Tarakan, Rabu (15/1/2020).
Tim pencari fakta akan mengumpulkan semua informasi terkait Khilafatul muslimin, bagaimana ajaranya, kitab yang dipakai, bagaimana syahadatnya, jika semua fakta data sudah ada MUI akan memanggil pengurus Khilafatul muslimin.
“Selama ini kita tidak tahu, katanya sama saja dengan NU dan Muhammadiyah, tapi kan baru katanya,†imbuh Anas.
MUI juga menyayangkan ada spanduk yang menolak, seakan Tarakan sudah resah, padahal belum ada. Banyak informasi dan katanya namun itu belum bisa dipertanggung jawabkan.
“Berapa jumlah anggotanya kami belum tahu, kalau pimpinanya kami sudah tahu siapa, kalau sudah ada fakta dan data baru kita panggil,†bebernya.
MUI menghimbau dan mengajak seluruh ormas Islam di Tarakan khususnya memakai pola dalam AL Qur’an, “Apabila ada sesuatu berita yang dahsyat yang menghebohkan dan lainya, jangan langsung percaya, tapi lakukan Tabayun sehingga kita tidak terjerumus dalam hal yang kita tidak inginkan,†tutupnya. (aii)