Menu

Mode Gelap

Daerah

Jaringan Peduli Anak Bangsa (JPAB) Training 41 Orang Fasilitator Se-Kaltara


					Dr. George Marso Daniel. Ketua JPAB Regional Kaltara. Poto: Ari / fokusborneo.com Perbesar

Dr. George Marso Daniel. Ketua JPAB Regional Kaltara. Poto: Ari / fokusborneo.com

TARAKAN – Jaringan Peduli Anak Bangsa (JPAB) Regional Kaltara siapkan relawan atau fasilitator khusus trainer untuk Kabupaten dan Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Utara. Setelah JPAB terbentuk tahun 2018.

Ketua JPAB Regional Kaltara Dr. George Marso Daniel menjelaskan, JPAB Kaltara terbentuk tahun 2018, dimana saat ini sudah terdaftar di Kesbangpol dan telah mendapatkan legalitas. Tahun 2020 ini JPAB Kaltara fokus pada rencana kegiatan yang menyangkut kepentingan anak Indonesia.

“Dulu kita hanya fokus legalitas, selanjutnya seminar untuk memperkenalkan program Gerakan Ramah Anak (GRA), tahun ini JPAB akan melakukan audiensi dengan DPRD dan Pemerintah baik Provinsi, Kabupaten dan Kota di Kaltara,” jelas Dr. George Marso Daniel Ketua JPAB Regional Kaltara, Sabtu (18/1/2020).

width"200"
41 Relawan Se-Kaltara Ikuti Training of Fasilitator JPAB (18/1). Poto: Ari / fokusborneo.com

Menurut JPAB sedikitnya ada 4 darurat anak yang perlu diwaspadai khususnya di Kaltara sebagai Provinsi baru, darurat kekerasan seksual anak, narkoba, pornografi, dan darurat pedofil. Meski JPAB belum begerak terlalu jauh, upaya tersebut sudah dilakukan dengan membentuk fasilitator di setiap daerah.

width"300"
width"400"

“Kita mengadakan Training of Fasilitator yang diikuti 41 orang relawan se-Kaltara, dengan menghadirkan pembicara dari JPAB pusat, selama 3 hari 16-18 Januari 2020, di Hotel Gajah Mada Kota Tarakan,” ungkapnya.

Dari relawan ini akan dibentuk group fasiliatator JPAB Kaltara, melalui group tersebut akan sering dilakukan pertemuan untuk membicarakan apa yang perlu dilakukan khususnya yang menyangkut kepentingan anak Indonesia. JPAB memilih Kota Tarakan sebagai awal gerakan ramah anak mulai dari Gereja, Sekolah dan LKSA.

width"300"

“Kami pilih dari Tarakan, memang Kota Tarakan pernah mencanangkan sebagai kota Layak anak, dan kami melihat masih kurang tempat layak anak dan ramah anak karena ini salah satu Indikantor Kota Layak Anak (KLA),” sambungnya.

Baca Artikel Terkait: 

Sementara itu ketua JPAB Nasional Haryati mengatakan, Kaltara sebagai Provinsi baru dari hasil informasi yang dikumpulkan JPAB, cukup banyak persoalan anak, baik menjadi korban narkoba, trafiking dan lainya.

“Persoalan di daerah memang berbeda beda, namun perubahan paradigma ketika ada kegiatan gerakan ramah anak (GRA) banyak perubahan, itu dari report dan monitoring kami di setiap daerah,” ujar Haryati.

JPAB Nasional yakin JPAB regional Kaltara memiliki team work yang sangat baik, pengalaman dan solid, dengan strateginya melatih fasilitator menyebar di Gereja, Sekolah, LKSA mampu menyuarakan perlindungan anak. (aii)

 

Artikel ini telah dibaca 239 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Hentikkan Polusi Plastik, DLH Sosialisasikan Masyarakat Pilah Sampah Rumah Tangga

28 Juni 2025 - 07:47

HUT Ke-25 Pakuwaja Tarakan, Gubernur Ajak Warga Jawa Jaga Silaturahmi Antar Suku Bangsa Di Kaltara

27 Juni 2025 - 21:25

Hari Anti Narkoba Internasional 2025, Gubernur Ajak Masyarakat Jadi Agen Perubahan Lawan Narkoba

27 Juni 2025 - 20:26

DKP3 Balikpapan Sosialisasikan Pola Konsumsi Pangan Lokal yang Sehat dan Bergizi

27 Juni 2025 - 16:42

Kota Hijau, Kota Rakyat: Dua Proyek Baru IKN Wujudkan Komitmen Pembangunan Holistik

27 Juni 2025 - 07:31

Wawali Bagus Susetyo Ajak Masyarakat Sambut Tahun Baru Islam dengan Perbaikan Diri

26 Juni 2025 - 21:40

Trending di Daerah