TARAKAN – Januari 2020, posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) di Provinsi Kaltara tumbuh sebesar 4,53% (year on year/yoy). Kenaikan DPK Kaltara yoy 2020, dari Rp 11,36 triliun pada Januari 2019, menjadi Rp 12,47 triliun pada Januari 2020. Pertumbuhan terjadi pada sisi giro terdiri dari tabungan, giro dan deposito.
“Tabungan yang memiliki pangsa tertinggi yaitu sebesar 48,2% dari total DPK, tumbuh sebesar 4,39% (yoy) dari Rp 5,76 triliun menjadi Rp6,01 triliun. Giro dengan pangsa 20,8% tumbuh sebesar 6,50% (yoy) yaitu dari Rp2,43 triliun menjadi Rp2,59 triliun. Untuk deposito yang memiliki pangsa 31,0% tumbuh sebesar 3,48% (yoy) yaitu dari Rp3,73 triliun menjadi Rp3,86 triliun,†kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Utara Yusrizal, Rabu (4/2/20).
Posisi kredit atau pembiayaan yang disalurkan oleh bank di Provinsi Kaltara, pada Januari 2020 tercatat tumbuh positif sebesar 4,01% (yoy) yaitu dari Rp 9,70 triliun menjadi Rp 10,09 triliun.
“Pertumbuhan ini, masih didukung oleh kualitas kredit yang terpantau aman dengan NPL di level 1,00%, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,25%. NPL tersebut masih di bawah ambang batas aman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 5%,†ujarnya.
Adapun untuk Kota Tarakan, posisi kredit bulan Januari 2020 turun sebesar -1,08% (yoy), yaitu dari Rp 3,93 triliun menjadi Rp 3,89 triliun dengan NPL sebesar 1,35% atau relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.
“Secara sektoral, lapangan usaha yang memiliki posisi kredit terbesar. Lapangan usaha perdagangan dengan pangsa 22,25%, mengalami pertumbuhan sebesar 8,86% (yoy) utamanya didorong kegiatan konsumsi masyarakat yang relatif meningkat dibandingkan kegiatan di akhir tahun 2019 lalu,†jelasnya.
Senada hal tersebut, lapangan usaha Pertanian dan Kehutanan dengan pangsa sebesar 13,22%, mengalami pertumbuhan kredit sebesar 21,76% (yoy). Usaha ini, didorong oleh peningkatan pinjaman sub lapangan usaha perkebunan kelapa sawit seiring dengan membaiknya harga komoditas tersebut.
“Lapangan usaha Pertambangan dengan pangsa 6,64% dari total kredit, terkontraksi sebesar -33,01% (yoy). Kondisi ini, disebabkan oleh masih rendahnya harga dan permintaan batu bara global sehingga membuat mayoritas perusahaan masih membatasi kegiatan usaha yang dilakukan,†tambahnya.
Selanjutnya, lapangan usaha industri pengolahan dengan pangsa 6,58% terkontraksi -12,78% (yoy). Penyebabnya, rendahnya harga udang dibanding tahun lalu akibat demand pasar yang terkoreksi. Sehingga menahan laju kegiatan produksi dari perusahaan-perusahaan yang ada.
“Berdasarkan penggunaannya, kredit/pembiayaan untuk tujuan konsumsi memiliki pangsa terbesar, yaitu 40,90% atau senilai Rp4,12 triliun. Kredit/pembiayaan tersebut tumbuh sebesar 13,08% (yoy),†kata Yusrizal.
Baca Artikel Terkait:
Yusrizal menjelaskan kredit/pembiayaan modal kerja memiliki pangsa 36,66% atau senilai Rp3,70 triliun, mengalami penurunan sebesar -4,93% (yoy), sementara kredit/pembiayaan investasi memiliki pangsa 22,44% atau senilai Rp2,26 triliun, tumbuh sebesar 4,78% (yoy).
“Rasio Kredit/Pembiayaan terhadap DPK atau Loan to Deposit Ratio (LDR) di Provinsi Kaltara pada bulan Januari 2020 sebesar 80,92%, relatif lebih rendah dari bulan Desember 2019 yang berada pada angka 81,12%. Angka ini, menunjukkan nilai kredit/pembiayaan terhadap DPK yang disalurkan lebih sedikit dibandingkan periode sebelumnya,†tutup Yusrizal. (*/mt)
Discussion about this post