TARAKAN – Petugas medis Rumah Sakit Umum Kota Tarakan yang merawat pasien dalam pengawasan (PDP), mengeluhkan minimnya ruang istirahat dan alat pelindung diri (APD) di RSUKT di Jalan Aki Balak Kelurahan Karang Harapan. Petugas medis berharap, kebutuhan tersebut bisa secepatnya terpenuhi untuk menghindari terpapar virus corona (COVID-19).
Keluhan ini, disampaikan Kepala instalasi rawat inap dan Kepala tim Covid-19 RSUKT dr. Yanti. Menurutnya, kebutuhan seperti ruang istirahat, masker N95 dan APD, sangat mendesak karena terdapat orang dalam pemantauan yang dirawat di RSUKT.
“Ada beberapa hal yang pertama APD dan masker N95. Kemudian ruang istirahat petugas medis soalnya yang ada hanya satu ruangan dan diisi 12 orang,†ujar dr. Yanti, Senin (13/4/20).
Untuk istirahat petugas medis, menggunakan ruangan dengan fasilitas seadanya. Sebab selama merawat orang dalam pemantauan (ODP) petugas medis tidak pulang ke rumah.
“Keluhan ini, sudah disampaikan ke Pemerintah Kota Tarakan dan langsung melakukan peninjauan. Respon Pemerintah belum ada sampai saat ini. Waktu pak Wali meninjau kemarin itu, ada ruang asrama 3 lantai bisa mungkin dipakai tapi ada beberapa yang rusak dan butuh perbaikan,†katanya.

Perbaikan ruang asrama 3 lantai, Walikota sudah perintahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang untuk melakukan perbaikan.
“Untuk perbaikan ini, kami belum tahu soalnya saya hanya bagian medis saja,†terangnya.
Memenuhi kebutuhan masker dan APD, RSUKT meminjam masker dari Puskesmas di Kota Tarakan.
“Kekurangan selama ini masker N95 sementara pinjam sama Puskesmas. Sekarang stok masker 39 biji dan hanya cukup untuk 3 hari jika setiap hari 10 orang masuk ruang perawatan. Paling hemat kalau yang masuk 5 orang bisa cukup 8 hari,†tuturnya.
Saat ini, RSUKT masih merawat ODP sebanyak 14 orang. 4 orang yang menjalani karantina di RSUKT, sudah dipulangkan setelah hasil tes swab negatif dan melanjutkan isolasi mandiri di rumah.(mt)















Discussion about this post