Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Indonesia dan Australia mempunyai persamaan yaitu memiliki banyak potensi energi terbarukan dan ingin mengembangkan ekonomi hijau. “Sebagai dua negara dengan potensi mineral dan energi terbarukan yang cukup besar, Indonesia dan Australia dapat berkolaborasi dan menjadi pemain utama energi terbarukan dan industri hijau terutama di kawasan ini,†ujar Menko Luhut saat membuka Rapat Koordinasi Percepatan Investasi Hydropower dan Industri Hijau di Provinsi Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara di Jakarta pada Rabu (2/9).
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala BKPM Bahlil Dahalia, perwakilan dari Menteri ESDM, perwakilan dari Menteri Luar Negeri, perwakilan Menteri Perindustrian, perwakilan Gubernur Papua, perwakilan Gubernur Kalimantan Timur dan perwakilan Gubernur Kalimantan Tengah.
Menurut Menko Luhut, Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan yang jelas tentang energi terbarukan dan pengembangan industri ramah lingkungan. “Kami sedang mempersiapkan kerangka peraturannya, kebijakannya, dan insentif fiskal untuk memfasilitasi investasi di sektor yang berkembang dan menjanjikan ini. Karenanya kami perlu mengetahui peta jalan dan rencana pengembangan yang akan dilakukan secara komprehensif,†katanya.

Ia mengatakan telah mengetahui rekam jejak Fortescue Metals Group (FMG) dan kualifikasi yang baik. Menko Luhut pun ingin memastikan bahwa rencana investasi dan pelaksanaannya akan berjalan dengan prinsip saling menghormati, berkelanjutan, pembangunan ekonomi yang diiringi pembangunan di bidang sosial serta menjaga kelestarian lingkungan.



“Kerja sama antara Indonesia dan FMG ini juga telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang terlibat, termasuk pihak Pemda, sehingga proyek ini dapat segera dimulai. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan rapat secara rutin antara FMG dan Deputi Purbaya untuk memonitor kemajuan dari proyek ini secara berkala,†papar Menko Luhut.
Sementara itu, pendiri FMG Andrew Forrest, memaparkan bahwa FMG akan membantu mengembangkan teknologi baru nol karbon dan membangun industri dari hulu ke hilir di Indonesia. Menurut delegasi FMG, pembangunan industri hijau di Indonesia akan melalui beberapa tahap. Yang pertama, adalah proses produksi energi terbarukan. Mereka mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber tenaga air sebesar 60 Giga Watt dan 20 Giga Watt sumber panas bumi. Selanjutnya, energi terbarukan yang telah diproduksi tersebut melalui tahap transmisi, yang menghasilkan berbagai macam produk hijau seperti baja, metal, hingga bentuk energi lainnya juga pupuk. Produk ini kemudian akan diangkut ke pelabuhan, untuk kemudian dipasarkan.

“Dalam prosesnya, FMG berkomitmen untuk membantu pemberdayaan ekonomi  dan sumber daya manusia di Indonesia dengan membuka kesempatan pekerjaan dan pelatihan bagi warga setempat, sehingga berdampak pada diversifikasi dan peningkatan keterampilan. Seperti yang sudah kami lakukan di banyak tempat termasuk di Australia,†ujar Andrew Forrest.
Senada, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya siap membantu FMG dalam perizinan asalkan telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.(humas)