TARAKAN – Biro Pemuda dan Mahasiswa Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional (BAMAGNAS) Kota Tarakan menyikapi refleksi Sumpah Pemuda Ke-92 Tahun sebagai langkah konkrit mewartakan Pancasila dalam kasih persaudaraan bangsa, Rabu (28/10/2020).
Pihaknya menjelaskan perjuangan pemuda dan mahasiswa dalam sejarah kemerdekaan Indonesia digalangkan dengan semangat Indonesia yang dicita-citakan.
“Awalnya para pemuda masih berada dalam relung perbedaan seperti Jong Java, Jong Borneo, Jong Celebes, Jong Ambon dan lain-lain”, ujar Kristianto yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Tarakan tersebut.
“Mereka semakin sadar untuk meraih kemerdekaan ini secara bersama, sehingga terhimpunlah mereka melalui Kongres Indonesia Muda yang pertama (Kongres Pemuda I) tahun 1926 dan dimantapkan oleh Kongres Indonesia Muda kedua (Kongres Pemuda II) diselenggarakan pada 1928 yang melahirkan deklarasi kesadaran untuk bersatu”, lanjut Kris.
Berikut ini isi teks keputusan Kongres Pemuda II:
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kristianto meyakini kesadaran bersatu para pemuda di masa itu terbangun atas pijakan luhur bangsa yang merupakan cikal bakal dasar negara yaitu Pancasila.
“Saya yakin para pemuda masa itu terikat dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yaitu Pancasila sehingga mereka bisa bersatu dan bergerak memperjuangkan Indonesia, nilai luhur bangsa inilah yang dirumuskan oleh para pendahulu kita sehingga menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila”.
Menurut Kristianto, Bung Karno berhasil menyintesiskan berbagai pandangan yang telah muncul dan mengonseptualisasikannya menjadi intisari Pancasila.
“Oleh karena nilai luhur bangsa yang sudah mengakar di bumi pertiwi ini, para pemuda Indonesia telah dan harus mengumandangkan persatuan serta dedikasi bagi bangsa dan negara, terutama mewartakan Pancasila”, jelasnya.
Dirinya mengagumi Soekarno yang pernah lantang dan bangga mengumandangkan Pancasila lewat pidatonya di Sidang PBB, sekitar 60 tahun lalu
“Bung Karno dengan lantang mengucapkan, ‘Dari pengalaman kami sendiri dan dari sejarah kami sendiri tumbuhlah sesuatu yang lain, sesuatu yang jauh lebih sesuai, sesuatu yang jauh lebih cocok. Sesuatu itu kami namakan Pancasila’,” pungkasnya sambil mengingat pernyataan Soekarno tersebut.
“Kini perjuangan para pemuda dan pendahulu bangsa di masa lalu melahirkan dasar negara dan kemerdekaan yang harus kita jaga dengan jiwa dan raga. Dasar negara kita Pancasila mengandung nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kristianto mengajak semua pemuda dari berbagai latar belakang untuk tetap setia mengamalkan Pancasila.
“Walaupun zaman semakin berubah, ilmu dan teknologi semakin canggih, namun pengamalan terhadap Pancasila harus menjadi pijakan kehidupan kaum muda di bangsa ini”, jelasnya.
“Pemuda memiliki semangat, intelektual, inovasi dan keberanian untuk menegakkan dasar negara kita. Kita dapat mengorganisir perlawanan terhadap intoleransi, korupsi, RUU Kontroversial, kejahatan demokrasi, pelanggaran HAM dan perusakan lingkungan hidup.
Menanggapi situasi pandemi Covid-19 dan hiruk pikuk Pemilihan Kepala Daerah dirinya berpendapat Pemuda adalah pilar penentu.
“Pemuda punya kekuatan untuk mengampanyekan protokol kesehatan, mengawal proses produksi vaksin, menciptakan Pilkada yang damai, berkualitas dan bermartabat”, tutup pemuda yang giat menjadi Aktivis mahasiswa tersebut. (*/wic)
