TARAKAN – Dalam rangka memastikan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Tarakan aman, ratusan guru sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) disuntik vaksin Covid-19.
Pelaksanaan vaksinasi khusus tenaga pendidik dan kependidikan tersebut di pusatkan di Aula SMP Negeri 2 Tarakan, Karang Balik, Sabtu (27/3/2021). Vaksinasi dilaksanakan mengikuti protokol kesehatan dengan ketat.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tarakan, Irwan Yuwanda menjelaskan, proses pelaksanaan vaksinasi dilakukan seperti biasa sesuai dengan protokol kesehatan.
“Tadi dimulai sekitar pukul 08.30 WIta, seperti biasa vaksinasi ada empat meja pelayanan yang harus dilalui dan dilewati oleh peserta, sebelumnya kita arahkan dulu proses pelayananya bagaimana,” katanya.
Proses vaksinasi dimulai dari mencuci tangan, cek suhu dan melihatkan KTP untuk mengambil nomor urut, lalu meja satu pendaftaran, meja dua skrining kesehatan, meja 3 vaksinasi, dan meja empat pencatataan dan observasi.
“Petugas sama seperti di Serbaguna kemarin sekitar 50 orang yang terlibat,” terangnya kepada fokusborneo.com.
lebih lanjut, Irwan mengatakan vaksinasi tidak hanya guru tapi semua warga sekolah termasuk tenaga TU, cleaning service, kemudian securiti, penjaga sekolah dan lainya. Vaksinasi khusus bagi sekolah yang sudah melaksanakan simulasi tatap muka.
“Target hari ini 300 orangg, total dari dua hari 600 orang tapi itu digabung dengan yang lain. Target sekolah mungkin 400 – 500 orang, karena ada beberapa sekolah tidak memenuhi kriteria sehingga tidak bisa vaksin,” ungkapnya.
Vaksinasi diberikan kepada sekolah yang sudah melaksanakan tatap muka dan sudah melakkan RDT (rapid test) antibodi. JIka hasil RDT non reakif maka bisa divaksin namun jika hasilnya reaktif maka diarahkan untuk pemeriksaan RT-PCR.
“RDT antobodi gratis dari pemerintah. Jika ditemukan reaktif RDT-nya maka dilakukan pemeriksaan RT-PCR, jika positif maka dilakukan tracking kasusnya apakah ada kontak erat dengan guru lain di sekolah,” ucapnya.
Irwan mengungkapkan, ada beberapa guru yang hasil RDT-nya reaktif, tentu tidak bisa diberikan vaksin. Saat ini proses simulasi dan pemeriksaan RDT antibodi masih terus berjalan dan Dinas Kesehatan masih menunggu hasilnya.(wic/iik)