TARAKAN – PT Pertamina EP Tarakan Field menegaskan, isiden terjadinya natural flow atau semburan minyak pada sumur PAM 235 di Kampung 1 Skip Tarakan, terjadi karena faktor alam yang memang tidak bisa diprediksi.
Tarakan Legal & Relatioan Assistant Manager PT Pertamina EP Tarakan Field, Anton Humala Doloksaribu menjelaskan, saat terjadi insiden pada sumur PAM 235 tidak ada kegiatan operasi di lokasi.
“Ini sumur produksi dan sudah running 7 barel oil perday. Insiden karena natural flow memang tidak ada kegiatan dan bukan pengaruh pipa tua dan lainya,” ujarnya, Selasa (6/4/2021).

Penanganan semburan sumur sudah selesai, natural flow sudah berhenti total dan sumur kembali dioperasikan dan dicoba produksi kembali dan sejauh ini pompa bekerja dengan baik.


“Sumur Alhamdulillah aman, kejadian sudah berhasil kita tangani dan sudah kita padamkan semburanya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pertamina melusurkan isinden tersebut bukan karena kebocoran pipa, namun karena natural flow yang terjadi pada sumur aktif PAM 235. Kemudian terkait dengan semburan api di lokasi memang bagian dari operasi.

“Jadi saya luruskan tidak ada semburan api dari isiden tersebut, semburan api bagian dari operasi secara teknis disebut flaring, atau gas ikutan yang sengaja dibakar,” ucapnya.
Sementara itu, General Manager Zona 10 Regional 3 Pertamina Sub Holding Upstream merelease paksa terjadinya natural flow terdapat peningkatkan jumlah produksi pada sumur PAM 235.
“Setelah sumur PAM-235 diproduksikan kembali, terdapat peningkatan produksi dari semula 7 barel per hari menjadi 19 barel per hari. Kami harapkan setelah ini ada peningkatan produksi kembali bagi Field Tarakan,†ungkap Krisna, General Manager Zona 10.
Field Tarakan merupakan salah satu lapangan yang dikelola Pertamina SHU dan termasuk ke dalam Zona 10. Berdasarkan data Sistem Operasi Terpadu (SOT) SKK Migas pada 5 April 2021 year-to-date, produksi minyak berada di angka 1.848 bph. Sedangkan produksi gas berkisar di angka 2,14 juta standar kaki kubik per hari. (wic/iik)