TANA TIDUNG – Kabupaten Tana Tidung di kepemimpinan Bupati Ibrahim Ali dan Wakil Bupati Hendrik sangat serius dalam pelestarian lingkungan terutama pelestarian hutan Mangrove.
Sesuai rencana, untuk memenuhi kebutuhan bibit Mangrove, Pemda KTT melalui program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta BRGM (Badan Restorasi Gambut dan Mangrove). Di Desa Sengkong, Sesayap Hilir akan dijadikan pusat pembibitan, penanaman dan rehabilitasi Mangrove.
“Rencana tahap awal pembuatan DED (Detail engeneering desaign) untuk persemaian mangrove modern di desa Sengkong, Sesayap Hilir,” ujar Kades Sengkong, Sulaiman, Selasa (2/11/2021).

Ia menjelaskan, luas area pembibitan seluas kurang lebih 100 hektar (ha) dan rencana mampu menghasilkan jutaan bibit Mangrove dari semua jenis, salah satunya jenis Rhizophora sp.


Kemudian dalam pelaksanaanya nantinya, program pembibitan Mangrove harus dapat memberdayakan masyarakat sekitar untuk bekerja dalam pembibitan mangrove, karena program ini merupakan program padat karya dalam rangka penanggulangan dampak pandemi Covid-19.
Sementara itu, Sulaiman mengungkapkan bahwa fungsi mangrove yang tumbuh berjajar menjadi benteng pencegah abrasi atau pengikisan pantai oleh gelombang air laut. Meskipun air laut pasang hingga gelombang laut utara sangat tinggi, jutaan pohon mangrove lah yang menahan dan menyelamatkan perkampungan dari abrasi.

“Untuk itu membangun kesadaran masyarakat baik petani tambaknya, nelayan tradisionalnya sangat penting dan ini merupakan program nasional dan internasional tetang penyerapan emisi karbon,” ungkapnya
“Sangat aman, warga tak perlu takut dengan abrasi atau banjir rob, karena hutan mangrove di sini sangat banyak, akar dan batang pohon mangrove berfungsi untuk melindungi wilayah pesisir dari abrasi,†sambungnya.
Selain tanaman Mangrove, Sulaiman menjelaskan terdapat spesies hewan khas pantai yang bisa dilihat, yaitu bandeng, belanak, glodok, keong, tiram, kerang hijau, kadal, biawak, ular, burung kuntul putih, kepiting bakau, udang putih, rajungan, dan capung.
“Nelayan sekitar memperoleh keuntungan dari Mangrove yang kian lestari ini, karena mereka menangkap ikan tidak jauh dari pantai dan bisa menjual hasil tangkapan mereka kepada para pengunjung,†kata kades Sengkong kepada media fokusborneo.com
“Ekosistem mangrove punyai peran penting bagi kehidupan di wilayah pesisir, saya sangat menghargai dalam menanam dan menjaga ekosistem mangrove untuk kesejahteraan masyarakat sekitar. Teruskan semangatnya dan harus ada penerus usaha ini,†lanjutnya.
Masyarakat Desa Sengkong siap memberikan dukungan kepada Pemdes Sengkong untuk mengembangkan ekowisata mangrove yang lestari, dan tetap menjaga kebersihan pantai dari sampah. (her/Iik)