JAKARTA – UPTD Lembaga Latihan Kerja (LLK) Kota Tarakan menjalin kerjasama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Kebun. Kerjasama ini, untuk memfasilitasi alumni LLK Kota Tarakan maupun masyarakat Kalimantan Utara (Kaltara) yang ingin magang maupun bekerja ke Jepang.
Hal ini, disampaikan Kepala UPTD LLK Kota Tarakan Andi Arfan usai bertemu Direktur LPK Kebun Mardiansyah Mardis di Jakarta, Jumat (10/6/22).
“LLK Tarakan memang memberikan peluang besar kepada alumni kami maupun masyarakat Kaltara untuk mendapatkan pekerjaan. Kami sekarang naik ke level luar negeri sudah ini misalnya Jepang. Kami ketika ada kesempatan untuk bekerja sama dengan pihak luar, maka segera mungkin untuk menangkap peluang tersebut,†kata Andi Arfan kepada Fokusborneo.com.
Kerjasama ini dijelaskan Arfan, untuk meringankan biaya bagi masyarakat Kaltara yang ingin magang maupun bekerja di Jepang dengan biaya mandiri. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan tidak besar.
“Jadi keringanan itu dari LLK memfasilitasi tempat, apakah nanti kami sediakan untuk pelatihan nanti kan kami ajukan ke BLK Samarinda. Kami siap, artinya mereka juga butuh untuk menekan cost/biaya dari perusahaan ini akan ke Tarakan, kami hanya memfasilitasi membantu dalam hal fasilitas ruangan, asrama,†ujar Arfan.
Dengan magang dan bekerja di Jepang dikatakan Arfan, bakal berpengaruh terhadap sumber daya manusia dan pendapatan masyarakat Kaltara. Karena selain bakal mendapat tambahan pengetahuan dan keterampilan serta budaya, juga gaji besar.
“Untuk sementara kami biaya mandiri dulu, karena memang belum ada anggaran untuk dari Pemda. Makanya itu kami dari LLK bakal membantu dengan biaya yang ditekan seminimal mungkin supaya masyarakat Kaltara bisa magang dan bekerja di Jepang,†jelas Arfan.
Permintaan tenaga kerja dari Jepang ditambahkan Arfan cukup banyak. Pengiriman tenaga kerja dari Kaltara ke Jepang, selama ini belum pernah tersentuh.
“Makanya kerjasama dengan LPK Kebun ini, maka mereka akan membimbing dan mengajar untuk bahasa jepangnya termasuk budaya. Jadi bagi masyarakat berminat bisa menghubungi LLK Tarakan,†pungkas Arfan.

Sementara itu Direktur LPK Kebun Mardiansyah Mardis menjelaskan saat ini pihaknya sudah kerjasama dengan banyak perusahaan Jepang. Ada sekitar 400 orang sudah dikirim LPK Kebun untuk bekerja di Jepang.
“Bulan Mei jumlah yang kami kirim itu sekitar 50 orang dan di bulan 6 juga sekitar segitu yang akan berangkat ke Jepangnya sekitar 50,†kata Mardis.
Dikatakan Mardis, sebenarnya kebutuhan tenaga kerja di Jepang sangat banyak dan potensi Indonesia kedepannya sangat tinggi karena memiliki populasi jumlah penduduk paling banyak disbanding negara Asia Tenggara lainnya.
“Tapi sayang sekali banyak informasi-informasi yang tidak jelas sebenarnya di masyarakat kita. Jadi kita butuh partner yang bagus lah di masyarakat, kita pengen menjaga trust di masyarakat supaya kerja di Jepang itu sebenarnya tidak banyak tipuan-tipuan loh simpel, bisa bahasa Jepang dan anda bisa skill anda bisa ke Jepang sebenarnya,†ucap Mardis.
Memang belajar bahasa Jepang dan skill itu dijelaskan Mardis butuh biaya, butuh tenaga, butuh pengorbanan. Hanya saja setelah bekerja di Jepang, sebenarnya bakal mendapat ganti berkali-kali lipat dengan pengorbanan jam, waktu, tenaga, fikiran yang kita sumbangkan nanti.
“Jadi perusahaan saya yang bernama LPK Kebun ingin sekali menjajaki kerjasama dengan salah satu LLK mungkin terbaik di Kaltara, semoga masyarakat, anak-anak muda Kaltara mari kita bersama-sama belajar di Jepang dan membawa hal-hal positif lah ke negara kita. Supaya negara kita negara berkembang menjadi negara maju,†beber Mardis.
Dijelaskan Mardis, pekerjaan paling banyak dibutuhkan di Jepang sebenarnya perawat. Hanya saja masih ada pekerjaan lainnya juga diperlukan seperti di bidang Building Maintenance dan pertanian, peternakan serta di pabrik.
“Jadi teman-teman khususnya lulusan SMK, BLK yang kreatif susah mencari pekerjaan di Indonesia, bisa memanfaatkan kesempatan ini. Tapi sekali lagi saya tekankan disini tidak hanya cukup dengan niat, tapi butuh pengorbanan tenaga, pikiran dan waktu untuk belajar karena belajar bahasa Jepang itu susah,” pesan Mardis.
Syarat bisa magang atau bekerja di Jepang dikatakan Mardis, memiliki keterampilan atau keahlian dan bisa bahasa jepang.
“Kalau untuk Visa Specified Skill Worker/Tokutei Gunou atau biasa disingkat SSW ini, diperlukan syarat 2, bahasa Jepang minimal level N4/JFT Basic dan skillnya itu sebenarnya ada tesnya di Indonesia, jadi per dua bulan sekali/per bulan sekali ada. Dan kita sudah punya kurikulum lulus itu dalam waktu 6 bulan, bahkan ada teman-teman yang dalam waktu 4/3 bulan sudah bisa lulus,” tutur Mardis.
Menekan biaya untuk ikut pelatihan tersebut, dikatakan Mardis pihaknya bekerjasama dengan UPTD LLK Kota Tarakan. Sehingga peran UPTD LLK Kota Tarakan sangat penting dengan memberikan fasilitas seperti tempat pelatihan, asrama, makanan dan fasilitas lainnya.
“Jadi bagaimana kita bekerjasama untuk meringankan cost untuk belajar bahasa Jepang dan skillnya,†tutup Mardis.(Mt)