TARAKAN – Direktur Utama PDAM Tirta Alam Tarakan, Iwan Setiawan beberkan kenyataan kondisi pelayanan air bersih di Kota Tarakan.
“Saat ini orang jauh lebih hemat menggunakan air, jika dulu rata – rata 38 meter kubik per KK sekarang tinggal 19 meter kubik per KK, karena tarif air lebih rasional,” katanya kepada fokusborneo.com, Kamis (30/6/2022).
Sebelum adanya penyesuaian tarif baru, tarif air dikisaran Rp 2.000 – 9.000, setelah adanya kenaikan sekitar 30 persen tarif air menjadi Rp 3.000 – 12.000 per meter kubik, untuk sosial masih Rp 1.400 per meter kubik.
Kemudian terkait dengan bahan baku, dimana kondisi embung Binalatung yang kering, Iwan mengatakan Embung Binalatung hanya embung tampungan tidak memiliki sungai dan ini sudah dicarikan solusi.
“Kita sebenarnya sudah memikirkan solusinya yaitu Embung Indulung. Embung Indulung itu sungainya dari hutan lindung debitnya airnya besar sekitar 250 liter perdetik, kita mau pompa ke IPA (Instalasi Pengolahan Air) Binalatung tapi listrik belum ada padahal sudah siap semua, mulai pompa maupun pipanya,” terangnya.
Semua instalasi, baik itu bendungan hingga pompa sudah selesai, “Sudah satu setengah tahun menganggur, karena listrik belum terpasang, kalau itu (listrik) sudah terpasang tahun lalu sebenarnya tidak ada masalah tahun ini,” katanya.
PDAM berharap tahun ini listrik dari PLN di Indulung sudah terpasang sehingga tahun depan tidak lagi persolan distribusi air bersih.
Iwan menegaskan, distribusi air bersih ke pelanggan yang terkendala saat ini hanya wilayah Kecamatan Tarakan Timur dan sebagian Tarakan Tengah, untuk Kecamatan Tarakan Barat, Tarakan Utara dan sebagian Tarakan Tengah Aman.
“Jadi tidak semua bermasalah, kika berdoa agar hujan dan listrik segera terpasang dan mudahan tahun depan tidak ada lagi masalah, pungkasnya.
Iwan menambahkan, kondisi air embung Binalatung saat ini sudah naik sekitar 86 Centi meter dan mulai diproduksi, Meksi begitu kondisi ini hanya bertahan 3 sampai 4 hari. (wic/Iik)
Discussion about this post