TARAKAN – UPTD. Lembaga Latihan Kerja (LLK) Kota Tarakan memperpanjang pendaftaran gelombang pertama magang dan bekerja di Jepang. Pendaftaran dibuka sampai 12 Juli 2022.
“Perpanjangan ini untuk memaksimalkan pendaftar, karena ada update sistem pembayarannya tidak seperti sebelumnya,” kata Kepala UPTD. LLK Kota Tarakan Andi Arfan kepada Fokusborneo.com, Jumat (8/7/22).
Dijelaskan Arfan, jika sebelumnya skema pembayaran magang dan bekerja di Jepang sebesar Rp. 35 juta seluruhnya dibayar di Indonesia, sekarang dirubah. Skema pembayaran, peserta hanya membayar Rp. 7 juta di Indonesia, sisanya dibayar setelah magang atau bekerja di Jepang sebesar Rp. 28 juta.
“Jadi bayarnya Rp. 1 juta saat dinyatakan lulus dan dipersilahkan masuk kelas bahasa Jepang, selanjutnya masuk pendidik hari pertama Rp. 2,5 juta, setelah satu bulan masa pembelajaran kembali membayar Rp. 2,5 juta dan setelah dua bulan masa pembelajaran baru membayar Rp. 1 juta. Total seluruhnya Rp. 7 juta,” beber Arfan.
Dikatakan Arfan, skema pembayaran sebelumnya bagi masyarakat Kota Tarakan masih terlalu berat, karena harus dibayar seluruh di Indonesia. Hal ini, juga sebagai upaya untuk meringankan beban masyarakat yang ingin magang dan bekerja di Jepang.
“Kami selalu mencari solusi terbaru untuk meringankan beban masyarakat dalam hal pembiayaan,” jelas Arfan.
Ditambahkan Arfan, sebenarnya pembiayaan di Indonesia nol rupiah bisa, hanya saja nanti tidak ada tanggungjawab bagi peserta yang ingin magang maupun bekerja di Jepang. Adanya pembayaran Rp. 7 juta di Indonesia ini, supaya peserta yang dinyatakan lolos tidak seenaknya dan putus ditengah jalan pelatihannya.
“Karena banyak anak-anak pelatihan tiba-tiba ditengah jalan kabur, seenaknya dan mengundurkan diri. Kalau misalnya biaya dari dirinya sendiri ada tanggungjawab buat dirinya, buat orang tuanya karena uang dari orangtuanya,” ujar Arfan.
Dikatakan Arfan, sampai saat ini, pendaftar magang dan bekerja di Jepang ada 35 orang. Tenaga kerja yang dibutuhkan negara Jepang, cukup banyak. Mulai dari teknisi, mekanik, perawat, bertani, pekerja bangunan hingga berbagai bidang lainnya.
“Intinya nanti disesuaikan. Makanya dalam penekanan perpanjangan ini, untuk mencari peserta yang betul-betul memiliki skill. Sehingga tidak banyak waktu yang diberikan, jadi 5 sampai 6 bulan pelatihan sudah bisa diberangkatkan ke Jepang tahun 2022 ini,” tutup Arfan.(Mt)