TARAKAN – Ribu massa gabungan dari mahasiswa dan petambak melakukan aksi demo menuntut kenaikan harga udang di Kota Tarakan, Selasa (18/10/22).
Untuk menyuarakan tuntutannya, ribuan massa memblokade jalan dengan berkumpul ditengah Simpang 4 THM.
Dalam Aksi demo yang berlangsung sekitar 2 jam dari mulai pukul 14.00 wita sampai 16.00 Wita, massa tidak hanya berorasi tetapi juga membentangkan spanduk bertuliskan “Naikan Harga Udang”.

Selain itu, juga ada spanduk bertuliskan “Udang Elit Harga Sulit”. Ada lagi tulisan lainnya yang dibawa para petambak “Investor Dijaga Rakyat Dijarah”.
Dalam aksi demo ini, massa juga mengeluarkan kartu kuning sebagai peringatan serta mosi tidak percaya kepada pemerintah.
“Dengan ini kami menyatakan mosi tidak percaya kepada pemerintah daerah Kota Tarakan dan Provinsi Kalimantan Utara,” teriak Presiden BEM UBT Ainulyansyah dalam orasinya dengan diikuti seluruh massa demontrasi.

“Hidup nelayan Kaltara,” teriak Ainulyansyah lagi.
Kartu kuning dikeluarkan massa, bentuk kekecewaan terhadap pemerintah karena tidak ada penyelesaian persoalan harga udang.
“Percayalah bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia. Semua harus percaya bahwa setiap darah, setiap keringat yang kita keluarkan akan membuahkan hasil besok atau waktu yang akan datang,” kata Ainulyansyah.

“Wahai pemimpin, wahai Cold Storage, anda telah mempermainkan harga hari ini. Tapi ingat, masyarakat tidak akan diam, petambak tidak akan diam,” kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kaltara H.M Nurhasan dalam orasinya.
“Kami tidak meminta harga sampai Rp. 500 ribu, tapi jangan sampai harga diluar lebih tinggi dari pada kami,” teriak Nurhasan.
Sementara itu, ada pun yang menjadi tuntutan dalam aksi demo adalah sebagai berikut :
1.  Merealiasasikan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan.
2.  Mendesak pertanggungjawaban Pemerintah Daerah terhadap stabilitas harga jual udang windu di Kalimantan Utara.
3.  Menyutujui surat perjanjian dengan Aliansi Mahasiswa dan Petambak Kalimantan Utara.(Mt)