TARAKAN – Kantor Bea Cukai Tarakan melakukan penindakan Speedboat bermuatan barang illegal berupa Balpress atau pakaian bekas diduga dari Tawau Malaysia pada Minggu 10 Januari 2023 lalu di perairan Tarakan.
Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan Bea Cukai Tarakan, Tria Restu Yogaswara mengungkapkan, penindakan tersebut diawali dengan adanya informasi masyarakat akan adanya pengangkutan barang-barang ilegal berupa ballpress yang diangkut speedboat berkecepatan tinggi yang di bawa dari Pulau Sebatik atau Tawau, Malaysia tujuan Tarakan.
Menindaklanjuti informasi tersebut Unit Pengawasan Bea Cukai Tarakan membagi dua tim yartu tim Patroli Laut dan Tim darat. Tim Patroli laut bertugas untuk melakukan penindakan di laut dan tim darat bertugas untuk melakukan penindakan di darat/pelabuhan apabila Tim Patroli Laut tidak berhasil melakukan penindakan.
Selasa 10 Januari 2023 sekitar pukul 00.30 WITA tim patroli Bea Cukai Tarakan menemukan Speedboat dengan ciri-ciri sebagaimana informasi memasuki perairan Tarakan.
Selanjutnya tim mengikuti Speedboat tersebut untuk memastikan bahwa Speedboat tersebut adalah Speedboat target. Setelah dipastikan bahwa Speedboat tersebut adalah Speedboat target, tim patroli memberikan isyarat untuk menghentikan speedboat tersebut namun isyarat tersebut tidak diindahkan.
“Selanjutnya dilakukan pengejaran dan sekrtar pukul 01.15 WITA speedboat target kandas di dermaga belakang Ramayana Tarakan Tengah dan motoris beserta ABK melarikan diri meninggalkan speed boat dengan mesin masih dalam keadaan hidup. Setelah dilakukan pemeriksaan, speedboat tersebut bermuatan 17 Koli Ballpress dan tidak ditemukan dokumen apapun baik terkait orang, barang, maupun sarana pengangkut,” ungkapnya.
Kemudian setelah air pasang sekitar pukul 06.15 WITA speedboat dibawa ke pelabuhan Malundung dan muatan berupa ballpress diamankan di gudang penindakan Kantor Bea Cukai Tarakan.
Hal tersebut patut diduga melanggar Pasal 102 huruf a Undang Undang Nomor 19 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2006:
Pasal 102 huruf a:
“Setiap orang yang mengangkut barang impor yang tidak tercantum dalam manifes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7A ayat (2) dipidana karena melakukan penyelundupan di bidang impor dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan dikenakan denda paling sedikit Rp 50 juta dan paling banyak Rp 5 Milliar. Pasal 73 ayat (1) huruf c “Barang yang menjadi milik negara adalah barang dan/sarana pengangkut sebagaimana dmaksud dalam Pasal 68 ayat (1) huruf b yang berasal dari tindak pidana yang pelakunya tidak dikenal.
“Penindakan yang dilakukan Bea Cukai Tarakan merupakan salah satu upaya dalam menjalankan perannya yaitu melindungi Industri dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat dengan industri sejenis dari luar negeri (Industrial Assistance) dan melindungi masyarakat dari masuknya barang barang berbahaya (Community Protector). Keberhasilan penindakan ini sudah tentu terwujud dari Sinergitas yang telah berjalan baik selama ini dari aparat penegak hukum lainnya,” pungkas Yoga. (**)
Discussion about this post