TARAKAN – Jelang hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah/tahun 2023, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Tarakan secara intensif melakukan pengawasan di produk makanan di lapangan.
Salah satu yang menjadi perhatian yakni parcel lebaran, yang diperjual belikan oleh toko, sarana distribusi, warung, swalayan, supermarket dan lainya.
Kepala BPOM di Tarakan, Harianto Baan mengungkapkan berdasarkan hasil pengawasan di lapangan khusus untuk parcel tidak ditemukan produk tanpa ijin edar (TIE) kadaluwarsa, dan rusak di dalam parcel.
Meski begitu, BPOM Tegal mengingatkan sarana distribusi untuk tidak mensisipkan produk pangan TIE, kadaluwarsa dan produk pangan rusak dalam parcel.
Kemudian yang menjadi atensi yakni jangka masa expired produk tidak boleh dibawah 6 bulan, mengingat parcel biasanya di pajang terlebih dahulu dan baru dikonsumsi 1 sampai 2 bulan kedepan.
“Itu yang kami sampaikan. Pada saat pemeriksaan tidak ditemukan ( Produk pangan TIE, kadaluwarsa, rusak), rata-rata yang kita dapatkan itu di jual secara langsung tidak ada di dalam parcel,” ujarnya kepada media, Senin (17/4/2023).
Pola pengawasan yang dilakukan BPOM di Tarakan terbagi di masing-masing kecamatan. BPOM mengakui maish banyak yang menjual produk TIE namun pihaknya bersama Pemda terus memberikan pemahaman kepada masyarakat.
“Kita berharap dengan sosialisasi dan koordinasi secara terus menerus dengan Pemda setempat diharapkan semakin hari semakin berkurang, negara tidak boleh kalah dengan ancaman atau sekelompok orang,” pungkasnya. (wic/Iik)
