Menu

Mode Gelap
Capaian WTP Harus Berkorelasi dengan Pembangunan Daerah Gubernur Bantu Pembangunan Masjid Al Ikhlas Polairud Polda Kaltara Gubernur Santuni Pemilik Taman Pendidikan Alquran (TPA) Pantai Amal yang Terbakar Percepat Herd Immunity, Kodim Tarakan Gelar Serbuan Vaksin Untuk Pelajar Sinergikan Pemerintah Pusat dan Daerah, Pemprov Gelar Rakor GWPP

Daerah · 4 Feb 2025 18:08 WITA ·

Daerah Serapan Air Berkurang, Penyebab Banjir di Tarakan


Kepala BWS Kalimantan V Tanjung Selor Mustafa mendampingi kunjungan DPRD Kota Tarakan. Foto : Fokusborneo.com Perbesar

Kepala BWS Kalimantan V Tanjung Selor Mustafa mendampingi kunjungan DPRD Kota Tarakan. Foto : Fokusborneo.com

TARAKAN – Berubahnya tata guna lahan, menjadi salah satu penyebab banjir yang terjadi di Kota Tarakan.

Berubahnya wilayah hutan menjadi pemukiman, membuat daerah serapan air berkurang. Dampaknya, air hujan biasanya terserah di kantong air langsung turun ke bawah dengan volume besar hingga menyebabkan banjir.

Hal itu, disampaikan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan V Tanjung Selor Mustafa saat mendampingi kunjungan lapangan anggota DPRD Kota Tarakan, Selasa (4/2/25).

width"400"

Ia mengatakan penyebab banjir yang menggenangi daerah sekitar Mako Yonif 613, karena daerah serapan air di sudah berkurang jauh.

width"400"

“Catchment area diatas yang tidak terkendali lagi perubahan tata guna lahannya. Jadi 2016 kawasan tersebut masih hutan, 2019 sudah banyak gundul hutannya  dan 2024 daerah tersebut banyak perumahan dibangun,” bebernya.

Mustafa menambahkan dengan perubahan daerah serapan air, kantong-kantong air semakin kurang. Sehingga menyebabkan daerah sekitar Embung Rawasari ikut terkena dampak banjir.

“Sebelum 2019, daerah sekitar embung itu tidak banjir dan embung dibangun 2015. Artinya banyak terjadi akhir-akhir ini, karena volume air semakin banyak dan kantong-kantong air sudah berkurang,” sebutnya.

Belum lagi kata Mustafa, awal tahun 2025 cuara di kota Tarakan agak extrem seperti yang disampaikan BMKG pusat dan daerah. Puncaknya Januari 2025, tingginya intensitas hujan dan berkurangnya hutan mengakibatkan daerah sekitar Embung Rawasari tergenang juga.

“Apabila terjadi hujan lebih dari 30 menit dengan durasi kira-kira 50 mililiter per jam air yang turun, pasti penuh sungainya. Belum lagi sendimentasi tinggi, menambah air tambah meluap,” ucapnya.(**)

Artikel ini telah dibaca 25 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Balikpapan Great Sale, PHRI Berlakukan Diskon 12,8 Persen Selama Februari

7 Februari 2025 - 15:53 WITA

MHA Punan Batu Benau Melayangkan Surat ke Pos Pengaduan Gakkum LHK Kaltara

7 Februari 2025 - 15:13 WITA

Bakorumkris PT Pertamina EP Bunyu Field Salurkan Bantuan Sosial bagi Masyarakat

7 Februari 2025 - 14:44 WITA

DKP Kaltara Tegaskan Tambat Kapal Tongkang di Wilayah Tangkap Nelayan Pelanggaran

7 Februari 2025 - 07:57 WITA

Ruang Laut Tarakan Dikuasai Kapal Niaga, Nelayan Ngadu ke DPRD

7 Februari 2025 - 07:28 WITA

MK Tolak Permohonan PKPU Said Agil-Hendrik, Pelantikan Ibrahim-Sabri Sesuai Jadwal

6 Februari 2025 - 07:30 WITA

Trending di Daerah