BALIKPAPAN – Menghadapi tantangan pengelolaan sampah yang semakin kompleks seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan mempersiapkan berbagai strategi untuk membangun fondasi penting.
Fondasi yang sudah terbangun ini pun berhasil menjadikan DLH Balikpapan mengantarkan Kota Balikpapan berhasil mencapai target pengurangan sampah sebesar 30 persen di tahun 2024 lalu.
“Target ini merupakan bagian dari kebijakan nasional yang dituangkan dalam tiga dokumen strategis,†kata Kepala DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, Selasa (22/4/2025).

Ia menyebut, ketiga dokumen strategis ini yakni kebijakan dan strategi nasional pengelolaan sampah atau Jakstranas, kemudian di daerah atau Jakstrada dan Jakstrakot untuk tingkat kota.


“Capaian yang ini sebenarnya sebagai apresiasi yang diberikan atas keberhasilan sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, pelaku usaha. Kemudian, dukungan berbagai pihak yang peduli terhadap isu lingkungan,†imbuhnya.
Bukti keberhasilan tersebut, kata Sudirman selanjutnya akan disusun menjadi fondasi penting untuk menyusun langkah strategis ke depan. Terutama dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah yang semakin kompleks seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi kota.

“Kita berhasil mencapai target pengurangan sampah hingga 30 persen. Ini bukan hanya capaian angka, tetapi juga bentuk konkret dari kerja sama lintas sektor. Intinya, dalam mengelola sampah harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan,†tuturnya.
Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan demi mewujudkan Kota Balikpapan yang bersih, sehat, dan lestari.
“Balikpapan ingin terus menjadi pelopor dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan di Indonesia. Kita optimis, dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, target-target yang lebih ambisius di masa mendatang dapat kita capai bersama,†pungkasnya.
Sudirman menambahkan, pihaknya memiliki sejumlah program yang akan diterapkan dalam lima tahun ke depan untuk mendukung upaya tersebut. Diantaranya, memfokuskan programnya pada peningkatan kualitas pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Selain itu juga memperluas cakupan fasilitas pengolahan sampah. Seperti bank sampah dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), serta mendorong inovasi teknologi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Pentingnya mendorong partisipasi sektor swasta juga harus ditekankan untuk mendukung ekonomi sirkular. Sudirman menerangkan, konsep itu menekankan pada pengurangan limbah melalui prinsip guna ulang, daur ulang, dan desain produk berkelanjutan.
“Kami selalu menekankan peran pelaku usaha yang juga memiliki peran penting. Melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan, kita berharap mereka dapat lebih terlibat dalam pengurangan sampah dari hulu ke hilir,†katanya.
Selanjutnya, program edukasi dan sosialisasi ke masyarakat, termasuk di lingkungan sekolah, rumah tangga, dan tempat usaha juga harus diperkuat. Hal ini agar menumbuhkan kesadaran kolektif dalam menjaga lingkungan.
“Kita juga akan terus meningkatkan cakupan peran dari masyarakat. Seperti gerakan mendorong masyarakat berinisiatif memilah sampah dari sumber dan kampanye bebas plastik sekali. Karena memang pengelolaan sampah bukan semata urusan pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama,†tegasnya. (*)