MALINAU – Upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mencapai target kesehatan nasional, Pemerintah Kabupaten Malinau menggelar Pertemuan Percepatan Eliminasi Malaria Tahun 2025, Rabu (14/5/2025).
Kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat upaya menghilangkan penyakit malaria di daerah tersebut dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
Sekda Malinau, Dr. Ernes Silvanus yang memimpin rapat menekankan komitmen lintas sektor sangat penting dalam menanggulangi malaria.
“Dengan pertemuan ini, kita bahas bersama untuk menanggulangi Malaria. Kita tidak ingin Malinau menjadi daerah yang terkena travel warning hanya karena masih ditemukan kasus malaria,” katanya.
Sekda juga menekankan pentingnya edukasi masyarakat dan pemetaan potensi penularan malaria berdasarkan wilayah, mata pencaharian, dan mobilitas penduduk.
Penyelidikan epidemiologi harus dilakukan secara mendalam untuk mengetahui sumber-sumber kasus malaria.
“Sehingga, upaya pencegahan dan pengendalian malaria dapat dilakukan secara efektif dan efisien,” tandasnya.
Sementara itu, dr. Junita Rosa dari Kementerian Kesehatan menjelaskan eliminasi malaria adalah kondisi ketika tidak terjadi penularan setempat selama tiga tahun berturut-turut dan angka kesakitan malaria di bawah 1 persen.
“Malinau memiliki potensi besar untuk mencapai eliminasi malaria, namun menjaga status eliminasi itu sangat menantang,” katanya.
Menurutnya, perlu dilakukan upaya berkelanjutan untuk mempertahankan status eliminasi malaria.
Dengan pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antar instansi dalam menanggulangi penyakit malaria dan mendorong percepatan langkah eliminasi malaria di Malinau.
Sinergi ini sangat penting untuk memastikan upaya eliminasi malaria dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Selain itu, dengan kerja sama yang baik antara instansi pemerintah, masyarakat, dan pihak lainnya, diharapkan Malinau dapat mencapai eliminasi malaria dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Berbagai langkah konkret untuk mencapai eliminasi malaria kita bahas, termasuk peningkatan edukasi masyarakat, pemetaan potensi penularan, dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan,” tuturnya. (*)
Discussion about this post