TARAKAN – Sebuah rumah di Jalan Hasanuddin, RT 18 Karang Anyar Pantai, Kota Tarakan dilaporkan amblas pada Senin, (26/5/25), sekitar pukul 16.42 WITA.
Insiden ini, yang baru tersebar luas tadi malam melalui grup percakapan, diduga kuat dipicu getaran alat berat ekskavator yang bekerja di dekat lokasi.

Sadar Padung, pemilik lahan tempat berdirinya rumah yang ditempati mertuanya ini, mengungkapkan bahwa kejadian nahas itu terjadi saat aktivitas pengerukan tanah sedang berlangsung.
“Amblasnya itu karena dekat sini ada orang kerja ekskavator. Jadi, biasalah kalau ekskavator pasti ada getaran, akhirnya runtuh dia (rumah),” jelas Sadar Padung saat ditemui di lokasi, Selasa (27/5/25).
Rumah yang baru dua tahun ditempati tersebut dibangun dengan pondasi kayu ulin dan kayu merah. Menurut Sadar, struktur pondasinya menggunakan sistem tancap dengan pasak. Ia memperkirakan kerugian akibat insiden ini mencapai Rp300 juta.
Saat kejadian, penghuni rumah, Arke, sedang berada di dalam bersama istrinya. Ia menceritakan bagaimana rumah mulai bergetar dan perlahan-lahan menurun.
“Setelah itu saya lihat, oh ada orang kerja di depan sana. Tidak lama terturun rumah sedikit demi sedikit karena getaran. Nanti mendekati satu meter turun baru laju amblasnya. Sebelumnya pelan saja,” kata Arke.
Beruntung, Arke berhasil meneriaki istrinya sehingga mereka berdua bisa menyelamatkan diri. Meskipun bagian atap rumah tidak ikut runtuh, seluruh dinding rumah retak dan kanopi ikut amblas.
“Sebelumnya memang rumah ini sering goyang saja. Tapi baru kali ini turun,” tambahnya.
Sementara ini, ketiga penghuni rumah telah diungsikan ke kediaman Sadar Padung. Pemilik sah rumah, yang merupakan ipar Sadar, diketahui tinggal di Berau.
Sadar menyebut, jika ada dana, rumah tersebut kemungkinan akan direhabilitasi. Lahan seluas 10×12 meter persegi dengan luas bangunan 8×10 meter persegi ini telah bersertifikat atas nama iparnya.
Arke berharap, jika ada rezeki, rumah akan dibangun ulang dengan pondasi yang lebih kuat. “Nanti ditimbun dulu. Yang rumah ini diruntuhkan, reruntuhannya ditimbun baru bikin pondasi,” tutupnya.(**)