TARAKAN – RRI Tarakan bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tarakan menggelar dialog publik dengan tema “Kehidupan Pers dan Media Sosial: Bijak-Bertanggungjawab Jaga Kepercayaan Publik” di Auditorium RRI Tarakan, Rabu (28/5/2025).
Dialog ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk insan pers, aparat penegak hukum, pemerintah, dan masyarakat.
Narasumber yang hadir dalam dialog, antara lain Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik DKSIP Kaltara, Jufri, S.Hut, Kasi Humas Polres Tarakan, Iptu Rusli, dan Ketua Dewan Kehormatan PWI Kaltara, H. Rahmat Rolau.
Materi dalam dialog, seputar peran dan tantangan media dalam menjaga etika, kredibilitas, dan kepercayaan masyarakat di era digital.
“Sinergi antara pemerintah dan media sangat penting dalam menyampaikan informasi yang akurat dan membangun,” kata Jufri.
Ia juga menekankan tanggung jawab media untuk menjadi garda depan dalam literasi digital di tengah maraknya informasi palsu (hoaks) yang beredar di media sosial.
Sementara menurut Jufri, berdasarkan data yang ia terima hampir 90 persen desa di Kalimantan Utara telah memiliki internet, dengan 76,8 persen masyarakat menggunakan media sosial.
Sehingga, pers harus tampil menjaga kepercayaan publik dengan menyajikan informasi-informasi yang akurat, berdasarkan data dan fakta di lapangan, untuk menghasilkan produk jurnalistik kredibel dan berintegritas.
Dalam dialog ini juga, Kasi Humas Polres Tarakan, Iptu Rusli mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat dan insan pers terhadap regulasi yang mengatur penyampaian informasi di ruang digital.
“Media sosial adalah ruang publik yang tidak lepas dari pengawasan hukum. Kami mendorong pengguna untuk lebih bijak dalam berinteraksi, terutama dalam menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya,” katanya.
Sementara itu, H. Rahmat Rolau mengingatkan pentingnya kode etik jurnalistik sebagai fondasi utama dalam menjalankan profesi pers.
Ia juga menyoroti peran wartawan dalam menjaga marwah profesi di tengah tantangan banjir informasi dan kompetisi dengan media sosial.
“Profesionalisme dan etika menjadi benteng utama wartawan agar tidak tergerus oleh arus informasi instan yang belum tentu benar. Wartawan harus terus meningkatkan kompetensi dan menjaga independensi,” tegas Rahmat.
Dialog publik ini diakhiri dengan sesi deklarasi bersama dan penandatanganan komitmen mewujudkan Pers Bermartabat, bertanggung jawab menjaga Kepercayaan Publik sesuai dengan Kode Etik dan Kode Prilaku Wartawan.
Acara ini juga diikuti oleh para tokoh pers di Kaltara, termasuk Ketua-Ketua PWI di Kaltara, Ketua JMSI Kaltara dan Kota Tarakan, Ketua SMSI, Ketua Amsindo Kaltara, mahasiswa UKM Pers UBT, UKM Radio, dan komunitas pegiat media sosial atau konten creator yang ada di Tarakan.
Diharapkan, dialog publik ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kepercayaan publik dan kredibilitas media di era digital. (*)