BALIKPAPAN- Kota Balikpapan terus berupaya membangun birokrasi yang bersih dan akuntabel dengan membangun budaya integritas di lingkungan pemerintahan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Balikpapan, Muhaimin, menekankab budaya integritas tidak dapat dibentuk hanya lewat instruksi semata, melainkan perlu tumbuh dari kesadaran dan konsistensi individu.
“Budaya integritas yang melekat, bukan karena perintah. Kita perlu membangun lingkungan kerja yang mendukung integritas personal,” ujar Muhaimin dalam arahannya kepada aparatur sipil negara (ASN), belum lama ini.
Ia berharap, dengan membangun budaya integritas, Kota Balikpapan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun birokrasi yang bersih dan akuntabel.
Selain itu, Muhaimin juga menyoroti pentingnya peran pimpinan dalam menciptakan atmosfer kerja yang sehat dan mendorong sikap antikorupsi.
Menurutnya, masih banyak ASN yang memiliki integritas tinggi, namun gagal menunjukkan itu karena tidak adanya dukungan dari lingkungan kerja dan pimpinan.
“Pimpinan harus menjadi contoh dan teladan bagi ASN dalam membangun budaya integritas,” tandasnya.
Kepala Inspektorat Kota Balikpapan, Silvia Rahmadina menambahkan, membangun budaya integritas membutuhkan pendekatan sistemik. Salah satunya melalui pelaksanaan Survei Penilaian Integritas (SPI) yang menjadi bagian dari strategi nasional pencegahan korupsi.
SPI ini bertujuan untuk memetakan dan menilai integritas pelayanan publik di seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.
Meskipun Balikpapan menunjukkan tren positif sejak mengikuti SPI pada 2021, Silvia mengingatkan masih ada sejumlah OPD yang belum optimal, bahkan masuk kategori “rentan”.
“Masih ada laporan praktik gratifikasi atau suap yang muncul, dan ini harus dibenahi bersama,” katanya.
Ia tegaskan, dengan kerja sama dan kesadaran bersama, Kota Balikpapan dapat mengatasi tantangan dalam meningkatkan integritas dan membangun birokrasi yang bersih.
“Integritas tidak bisa dijaga oleh pemerintah saja. Perlu keterlibatan masyarakat dan dunia usaha agar ekosistem antikorupsi dapat berjalan secara menyeluruh,” tandasnya.
Ia sepakat dengan Muhaimin bahwa kolaborasi dalam membangun budaya integritas sangat penting. Dinilainya, membangun budaya integritas di lingkungan pemerintahan memerlukan komitmen dan kerja sama dari semua pihak.
“Dengan upaya bersama, Kota Balikpapan dapat menjadi kota yang bersih dan akuntabel. Bangun birokrasi yang bersih, meningkatkan kualitas pelayanan publik dan menambah kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,” pungkasnya. (*)