BALIKPAPAN — Pemerintah Kota Balikpapan tak tinggal diam menghadapi pesatnya pertumbuhan penduduk seiring hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN). Sebagai kota penyangga utama, Balikpapan kini menyiapkan langkah serius untuk memperkuat sektor pendidikan, salah satunya dengan membangun dua sekolah terpadu di tahun 2026.
Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, mengatakan pembangunan infrastruktur pendidikan harus dilakukan secara terencana dan tidak menunggu kondisi darurat.
“Kita tidak bisa menunggu sampai ruang kelas penuh. Harus disiapkan dari sekarang,” ujarnya.
Proyeksi lonjakan penduduk akibat migrasi menuju kawasan IKN membuat kota ini harus berpikir jauh ke depan. Selain fasilitas umum dan layanan dasar, kebutuhan akan ruang belajar baru menjadi sorotan utama pemerintah daerah.
Sebagai respons konkret, Pemkot menyiapkan pembangunan dua sekolah terpadu di dua wilayah strategis: satu di kawasan Balikpapan Islamic Center untuk menjangkau Balikpapan Selatan, dan satu lagi di dekat Perumahan Wika yang akan memperkuat daya tampung di Balikpapan Utara.
Model sekolah terpadu ini dirancang untuk mengintegrasikan tiga jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA dalam satu kawasan. Konsep ini tidak hanya efisien dari sisi pengelolaan, tetapi juga memudahkan akses siswa dan orang tua dalam hal mobilitas harian.
“Kami ingin anak-anak bisa sekolah cukup di satu lokasi tanpa harus menempuh jarak jauh,” kata Rahmad.
Meskipun pembangunan SMA berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Rahmad memastikan bahwa koordinasi telah berjalan dengan baik.
“Kita bersama Pemprov Kaltara sepakat untuk mengawal proyek ini secara bersama-sama, agar realisasi di lapangan dapat dimulai tepat waktu,” tandasnya.
Kepastian hukum atas lahan yang digunakan menjadi keunggulan lain proyek ini. Tanah yang sudah berstatus milik pemerintah membuat proses bisa langsung masuk ke tahap desain teknis.
Saat ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan sedang menyusun Detail Engineering Design (DED) sebagai pijakan awal pembangunan fisik.
“Kalau DED selesai dan dananya tersedia, tidak perlu lagi menunggu. Kita langsung eksekusi,” tegas Wali Kota.
Langkah ini bukan hal baru bagi Pemkot Balikpapan. Dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan sekolah terus digencarkan sebagai bentuk respon atas meningkatnya jumlah siswa.
Beberapa sekolah baru seperti SMPN 25, SMPN 26, hingga SMPN 28 telah berdiri di berbagai kecamatan sejak periode pertama kepemimpinan Rahmad Mas’ud.
Dua sekolah terakhir, SMPN 27 dan SMPN 28, bahkan diresmikan bertepatan dengan perayaan HUT ke-128 Kota Balikpapan pada Februari 2025. Ini menjadi bukti pembangunan pendidikan bukan sekadar janji politik, tetapi masuk dalam skala prioritas daerah.
Lebih dari sekadar menambah bangunan fisik, inisiatif ini memperlihatkan keseriusan Balikpapan dalam menata masa depan. Sebagai kota yang akan menjadi pintu gerbang IKN, kesiapan sektor pendidikan merupakan investasi jangka panjang untuk membentuk generasi berkualitas.
“Yang kita bangun bukan hanya sekolah, tapi masa depan anak-anak Balikpapan. Mereka harus punya kesempatan belajar yang layak dan setara,” pungkasnya. (*)
