BALIKPAPAN – Upaya menjaga harga beras tetap terkendali di Kota Balikpapan terus digencarkan. Pemerintah Kota menggandeng Perumda Manuntung Sukses lewat program Gerakan Stabilisasi Inflasi Terkendali (Gesit) untuk memastikan masyarakat bisa membeli beras dengan harga wajar, meski tekanan inflasi terus mengintai.
Direktur Perumda Manuntung Sukses, Andi Sangkuru, menegaskan bahwa upaya ini dilakukan untuk memotong rantai distribusi sehingga harga bisa lebih stabil.



“Kalau rantai distribusi terlalu panjang, otomatis ada biaya tambahan yang memengaruhi harga jual. Dengan kios dan jalur distribusi langsung, kami ingin harga tetap bersahabat,” ujarnya, Rabu (6/8/2025).


Saat ini, Gesit mengoperasikan dua kios utama di Pasar Pandansari dan Pasar Klandasan yang buka setiap hari kecuali Senin. Selain itu, setiap Jumat pagi pihaknya juga membuka penjualan beras langsung di kantor Gesit.

“Kami juga bekerja sama dengan kelurahan dan kecamatan untuk menggelar penjualan di wilayah yang jauh dari pasar utama. Prinsipnya, warga tidak perlu keluar biaya transportasi besar hanya untuk membeli beras,” tambahnya.
Untuk memastikan pilihan bagi konsumen, Gesit menyediakan dua jenis beras, yakni premium dan medium. Keduanya didatangkan langsung dari pabrikan.
“Beras premium untuk mereka yang menginginkan kualitas terbaik, dan beras medium yang harganya lebih ramah di kantong. Dengan begitu, semua segmen masyarakat bisa terlayani,” terang Andi.
Pihaknya juga tengah menunggu surat rekomendasi dari Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan untuk menjadi distributor resmi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog.
“Kalau sudah keluar rekomendasinya, kami bisa ikut menyalurkan beras SPHP. Ini tentu akan memperkuat stok di lapangan,” ungkapnya.
Menurut Andi, menjaga kestabilan harga beras tidak cukup hanya mengandalkan pasokan. Penting juga untuk menjaga kelancaran distribusi dan mengantisipasi gangguan di lapangan.
“Teorinya sederhana, kalau barang langka, harga akan naik. Jadi tugas kami memastikan barang tidak pernah langka,” tegasnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, beras menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar di Kota Balikpapan. Pemkot bersama Perumda Manuntung Sukses merespons cepat dengan menambah titik penjualan dan memperluas jangkauan distribusi.
“Kami tidak mau masyarakat panik atau terbebani. Beras adalah kebutuhan pokok, jadi harus selalu tersedia,” kata Andi.
Upaya ini juga mendapat dukungan dari pemerintah pusat melalui Bulog dan pengawasan ketat dari Balai Pengawasan Produk Pangan (BP3).
Sinergi lintas sektor ini diharapkan dapat memastikan harga beras tetap stabil sekaligus menjaga daya beli masyarakat.
“Beras bukan hanya soal pangan, tapi juga soal stabilitas ekonomi daerah. Kalau harga beras naik, efeknya akan terasa ke semua sektor. Karena itu kami akan terus bekerja memastikan pasokan dan harga tetap terkendali,” pungkas Andi. (*)