BALIKPAPAN,Fokusborneo.com– Perkembangan pembayaran pajak daerah berbasis digital di Kota Balikpapan menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kepala Badan Pengelola Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (BPPDRD) Kota Balikpapan, Idham Mustari, menyampaikan hingga saat ini sekitar 50 hingga 60 persen pajak daerah, khususnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), telah dilakukan melalui sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang difasilitasi oleh Bank Indonesia.
“Ini sangat luar biasa. Perkembangannya hampir sekarang 50 bahkan 60 persen pembayaran pajak daerah Kota Balikpapan sudah melalui QRIS. Tentu ini memudahkan masyarakat dan wajib pajak untuk lebih patuh, lebih tepat waktu, dan lebih sadar dalam melaksanakan kewajibannya,” ujar Idham saat menghadiri acara Qris Jelajah Indonesia 2025 di Pantai BSB Balikpapan, Senin (25/8/2025).
Idham menjelaskan digitalisasi pembayaran pajak merupakan salah satu upaya pemerintah kota untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik.



Dengan sistem QRIS, masyarakat dapat membayar pajak kapan saja dan di mana saja, tanpa harus datang ke kantor pajak. Hal ini tidak hanya menghemat waktu dan tenaga, tetapi juga mengurangi risiko kesalahan administrasi dan keterlambatan pembayaran.





Selain mempermudah masyarakat, digitalisasi juga memberikan keuntungan bagi pemerintah daerah. Setiap transaksi yang dilakukan melalui QRIS tercatat secara otomatis, sehingga memudahkan pemantauan dan pengelolaan penerimaan pajak.




“Dengan sistem digital ini, transparansi menjadi lebih jelas dan akuntabilitas semakin terjaga. Penerimaan pajak dapat langsung terlihat dan digunakan untuk pembangunan kota,” tambah Idham.


Ia juga memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia atas peran serta aktifnya dalam mendorong transformasi digital di Balikpapan. Sinergi antara pemerintah, perbankan, dan pelaku usaha menjadi kunci kesuksesan implementasi QRIS.



Menurut Idham, kolaborasi ini tidak hanya berdampak pada kemudahan pembayaran pajak, tetapi juga memperkuat ekosistem ekonomi lokal, termasuk mendukung UMKM untuk lebih berkembang.


Lebih jauh, Idham menegaskan bahwa Pemerintah Kota Balikpapan terus berkomitmen mendukung transformasi digital di berbagai sektor. Digitalisasi layanan publik dan penguatan ekonomi masyarakat diyakini dapat meningkatkan daya saing kota dan menjadikan Balikpapan sebagai kota yang modern sekaligus inklusif.


Transformasi ini juga dianggap penting untuk menghadapi tantangan ekonomi di era teknologi dan globalisasi, di mana kemudahan akses dan kecepatan layanan menjadi kebutuhan utama masyarakat.


Idham menambahkan perkembangan teknologi tidak bertentangan dengan nilai budaya. Mengangkat tema “Jelajah Budaya Indonesia: Makin Praktis Pakai QRIS”, acara Kris Jelajah Indonesia 2025 menunjukkan bahwa teknologi digital dan tradisi lokal dapat berjalan beriringan.
Menurutnya, kemajuan teknologi justru bisa menjadi sarana untuk memperkuat, melindungi, dan memperkenalkan budaya kepada generasi muda.
Misalnya, penggunaan QRIS dapat diterapkan di pasar tradisional atau kegiatan budaya yang melibatkan UMKM, sehingga transaksi lebih mudah tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal.
Sebagai penutup, Idham mengajak masyarakat Balikpapan untuk terus membiasakan diri menggunakan QRIS dalam berbagai transaksi sehari-hari, baik untuk pembayaran pajak, kebutuhan belanja, donasi, maupun usaha.
“Semakin banyak masyarakat yang menggunakan QRIS, semakin besar manfaatnya. Bukan hanya mempermudah urusan pribadi, tetapi juga memperkuat sistem keuangan daerah, meningkatkan transparansi, dan mendukung pembangunan Kota Balikpapan secara berkelanjutan,” pungkasnya. (oc/ar)