BALIKPAPAN,Fokusborneo.com – Pemerintah Kota Balikpapan bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) terus mempercepat program pembangunan dan revitalisasi bendung pengendali (bendali) untuk menekan risiko banjir di berbagai titik kota.
Sejumlah proyek saat ini tengah berjalan, baik berupa pembangunan bendali baru maupun perbaikan kapasitas bendali lama.
Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan, Jen Supriyanto, menjelaskan, dari enam bendali yang masuk dalam program BWS, lima di antaranya masih dalam proses pengerjaan atau menghadapi kendala teknis.



Beberapa proyek besar di antaranya Bendali 5 dan Embung Aji Raden, yang hingga kini terkendala pembebasan lahan seluas sekitar 70 hektare.





“Proses pembebasan lahan cukup kompleks karena melibatkan banyak pemilik dengan kepemilikan berbeda-beda. Namun kami terus melakukan pendekatan agar ada kesepakatan sehingga pembangunan bisa segera dilanjutkan,” terang Jen, Selasa (26/8/2025).




Selain bendali baru, pemerintah juga melakukan revitalisasi terhadap bendali yang sudah ada. Proyek yang dikerjakan antara lain Bendali Balikpapan Baru, Bendali Gang Kantil, serta outlet saluran dari Boulevard menuju Ampal.


Revitalisasi ini bertujuan meningkatkan kapasitas tampungan air sekaligus memperlancar aliran agar tidak menumpuk di satu titik.



Menurut Jen, peningkatan kapasitas bendali menjadi kebutuhan mendesak mengingat intensitas hujan di Balikpapan semakin tinggi.


“Kalau aliran air tidak diatur, dampaknya langsung terasa. Jalan tergenang, aktivitas masyarakat terhenti, dan perekonomian ikut terganggu. Karena itu, setiap bendali yang direvitalisasi harus benar-benar memberi efek nyata,” jelasnya.


Sejumlah pekerjaan pelebaran saluran juga dilakukan di beberapa kawasan kota. Pekerjaan saluran besar dikerjakan di Jalan Beler, Indutani, hingga ruas utama seperti Hasanuddin, Sudarso, dan Sudirman.


Proyek saluran di depan Dinas Capil Indutani misalnya, dibangun sepanjang 200 meter dengan anggaran khusus.
Di kawasan Jalan Sudirman (depan Kantor Pos), pemerintah membangun saluran sudetan untuk mempercepat aliran air langsung ke laut.
“Sudetan ini penting agar air tidak menumpuk terlalu lama di pusat kota. Begitu hujan deras turun, air bisa cepat tersalur keluar,” tambah Jen.
Pemerintah mengalokasikan anggaran sekitar Rp10 miliar untuk mendukung sejumlah proyek tersebut pada tahun ini. Langkah-langkah tersebut ditargetkan mampu mengurangi titik genangan di Balikpapan secara signifikan hingga 2026.
Adapun Bendali Ampal Hulu, yang selama ini menjadi perhatian utama karena berada di kawasan rawan banjir DAS Ampal, juga terus dipercepat pembangunannya.
Bendali ini dirancang mampu menampung lebih dari 160 ribu meter kubik air dengan luas lahan 9,4 hektare. Jika rampung, kapasitasnya diperkirakan dapat mengurangi potensi banjir hingga 40 persen.
“Bendali Ampal Hulu menjadi prioritas karena wilayah DAS Ampal termasuk yang paling rawan. Setiap hujan deras, kawasan itu hampir selalu terdampak. Jadi kami harus kebut pembangunannya,” ungkap Jen.
Pemerintah menegaskan, seluruh program bendali dan pelebaran saluran merupakan strategi pengendalian banjir yang komprehensif.
“Target kami jelas, permasalahan banjir segera tuntas. Setiap proyek bendali yang selesai membawa Balikpapan selangkah lebih dekat menjadi kota yang bebas banjir,” tutupnya. (*)