TANA TIDUNG,Fokusborneo.com– Kerukunan Bubuhan Banjar di Kabupaten Tana Tidung mematangkan persiapan untuk mengikuti karnaval budaya dan mobil hias dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia serta Hari Jadi ke-18 Kabupaten Tana Tidung, yang akan berlangsung Sabtu (6/9/2025).
Ketua Bubuhan Banjar Tana Tidung, Hersonsyah, menyampaikan bahwa pihaknya tidak hanya ingin meramaikan acara, tetapi juga menargetkan prestasi.
“Kami optimis dengan hasil kerja keras ini, semoga mobil hias Bubuhan Banjar bisa menjadi yang terbaik dan meraih juara. Tentunya ini akan menjadi kebanggaan bagi kami sekaligus memperkuat eksistensi budaya Banjar di Tana Tidung,” ujarnya.

Menurut Hersonsyah, keikutsertaan Bubuhan Banjar dalam lomba mobil hias bukan sekadar ajang kompetisi. Lebih dari itu, kegiatan ini dipandang sebagai ruang mempererat persaudaraan antaretnis di Tana Tidung.
“Melalui kegiatan ini, kita ingin menegaskan bahwa perbedaan etnis bukanlah pemisah, melainkan kekayaan yang menyatukan,” tambahnya.

Sekretaris Bubuhan Banjar Tana Tidung, Hendra Wahyudi, mengungkapkan bahwa mobil hias yang mereka siapkan mengusung konsep Rumah Bubungan Tinggi, rumah adat khas Banjar yang sarat makna budaya. Hingga Kamis (4/9/2025), pengerjaan mobil hias sudah mencapai 80 persen.
“Mobil hias ini kami rancang menyerupai rumah adat Banjar lengkap dengan ukiran dan ciri khasnya. Semua kami kerjakan dengan penuh semangat gotong royong agar hasilnya benar-benar maksimal,” katanya.
Ia menambahkan, tujuan utama tampil dalam karnaval bukan semata untuk memeriahkan perayaan, tetapi juga untuk melestarikan budaya Banjar sekaligus memperkenalkannya kepada generasi muda.
“Kami ingin menunjukkan bahwa budaya Banjar tetap hidup dan harus terus dijaga, terutama oleh anak-anak dan remaja,” ucap Hendra.
Inisiator mobil hias Bubuhan Banjar, Mirwansyah, menjelaskan bahwa konsep rumah adat dipilih karena memiliki nilai filosofi yang mendalam.
Rumah tradisional Banjar bukan sekadar tempat tinggal, tetapi menyimpan pesan sosial, budaya, dan spiritual yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Lomba mobil hias tahun ini diperkirakan akan diikuti puluhan peserta dari instansi pemerintah, komunitas, paguyuban, hingga organisasi masyarakat.
Masing-masing akan menampilkan kreativitas dengan tema beragam, mulai dari budaya lokal, kearifan tradisi, hingga inovasi modern.
Filosofi Rumah Bubungan Tinggi
Rumah adat Banjar, yang juga dikenal sebagai Rumah Bubungan Tinggi, memiliki bentuk arsitektur khas yang sarat makna.
Atapnya yang menjulang melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan, sekaligus menegaskan pentingnya nilai spiritual dalam kehidupan orang Banjar.
Susunan ruangannya pun berlapis dari depan ke belakang, melambangkan perjalanan hidup manusia. Bagian palatar (serambi depan) digunakan untuk menerima tamu sebagai simbol keterbukaan dan keramahan.
Ruang panampik (tengah) menjadi tempat berkumpul keluarga, mencerminkan nilai musyawarah. Sementara ruang palidangan diposisikan sebagai tempat utama untuk acara adat dan keagamaan, menandakan kedudukan spiritual tertinggi.
Rumah Bubungan Tinggi juga dibangun dalam bentuk panggung dengan tiang kayu ulin yang kokoh. Hal ini melambangkan ketahanan, perlindungan, serta keseimbangan hidup dengan alam.
Ukiran dan ornamen yang menghiasi rumah umumnya berbentuk flora, melambangkan kesuburan, keindahan, dan kehidupan.
Orientasi rumah yang menghadap sungai juga menyimpan makna khusus. Sungai dipandang sebagai urat nadi kehidupan masyarakat Banjar, sehingga rumah adat selalu dirancang agar dekat dengan sumber kehidupan tersebut.
“Melalui mobil hias ini kami ingin masyarakat luas memahami bahwa setiap bagian dari rumah adat Banjar memiliki nilai luhur yang relevan hingga kini. Inilah cara kami merawat budaya sekaligus memperkenalkan warisan leluhur kepada generasi mendatang,” ujar Mirwansyah. (*)
Tag
Tana Tidung, Bubuhan Banjar, Karnaval Budaya, Mobil Hias, Rumah Bubungan Tinggi, Budaya Banjar, HUT RI 80, Hari Jadi Tana Tidung 18, Pelestarian Budaya, Kerukunan Etnis