BALIKPAPAN – Pantai Manggar kembali menjadi tumpuan utama Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor wisata Balikpapan. Hingga September 2025, destinasi andalan tersebut menyumbang lebih dari separuh total realisasi retribusi pariwisata kota.
Kinerja positif itu menjadi sinyal kuat geliat wisata bahari Balikpapan terus bergerak naik setelah sempat terdampak pandemi beberapa tahun lalu.
Sekretaris Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kota Balikpapan, Abdul Majid, mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan capaian realisasi kegiatan dan pendapatan daerah sektor wisata kepada Komisi II DPRD Balikpapan.
Evaluasi mencakup program yang telah dijalankan, hasil yang dicapai, serta tindak lanjut dari berbagai usulan pengembangan destinasi.
“Capaian hingga triwulan ketiga cukup menggembirakan. Realisasi kegiatan dari Januari sampai September berjalan sesuai rencana, termasuk usulan-usulan yang sudah kami masukkan ke dalam sistem perencanaan daerah,” ujar Majid, Senin (14/10/2025).
Ia menjelaskan, sejumlah rencana strategis telah disiapkan untuk memperkuat infrastruktur pariwisata, salah satunya pembangunan water grand tank atau tangki air bawah tanah di kawasan wisata. Fasilitas itu akan menjadi sarana penunjang utama kenyamanan pengunjung. Namun, akibat rasionalisasi anggaran tahun 2025, beberapa proyek harus dijadwalkan ulang dan akan dilanjutkan pada tahun anggaran berikutnya.
“Program ini bernilai penting untuk menunjang pelayanan di kawasan wisata, hanya saja karena ada penyesuaian anggaran, sebagian belum bisa dijalankan tahun ini. Target kami, seluruhnya bisa terealisasi pada 2026,” jelasnya.
Dari sisi PAD, sektor pariwisata menunjukkan tren pertumbuhan stabil. Disparpora menargetkan pendapatan dari retribusi wisata sebesar Rp8 miliar tahun ini, dengan kontribusi terbesar berasal dari Pantai Manggar Segarasari. Hingga awal Oktober, realisasi retribusi di destinasi tersebut telah mencapai Rp5 miliar atau sekitar 70 persen dari target.
“Pantai Manggar masih menjadi penyumbang utama PAD pariwisata. Hingga triwulan ketiga, total retribusi wisata sudah terealisasi 61 persen dari target keseluruhan. Kami optimistis hingga akhir tahun dapat mencapai bahkan melampaui target,” ungkap Majid.
Sebagai upaya menjaga daya tarik wisatawan, Disparpora juga terus menghidupkan suasana kawasan wisata melalui kegiatan rutin Pesona Balikpapan. Agenda tersebut digelar dua kali setiap bulan di Pantai Manggar dan menghadirkan pertunjukan seni serta tarian kolaborasi dari berbagai sanggar lokal.
“Setiap bulan, berbagai sanggar tampil bergantian menampilkan kreasi seni khas Balikpapan. Ini bagian dari dukungan kami terhadap pelaku seni agar mereka punya ruang berekspresi di destinasi wisata kota,” terangnya.
Selain itu, pemerintah daerah juga memperhatikan aspek kenyamanan dan keamanan pengunjung. Sejumlah fasilitas seperti jalur pedestrian, area lamin, toilet umum, dan amphitheater diperbarui secara bertahap agar lebih layak dan modern.
Disparpora juga terus memperkuat koordinasi dengan instansi terkait untuk menjaga kebersihan dan keamanan kawasan wisata, terutama pada akhir pekan dan musim liburan.
Majid menegaskan, pembangunan sektor wisata bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan daerah, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi masyarakat. Melalui pendekatan pemberdayaan, warga sekitar kawasan wisata dilibatkan sebagai pelaku usaha lokal, mulai dari penyedia kuliner, penyewaan perlengkapan rekreasi, hingga pengelolaan homestay.
“Pariwisata yang maju harus memberi manfaat bagi masyarakat sekitar. Ketika ekonomi lokal ikut bergerak, keberlanjutan sektor ini akan semakin kuat,” tuntasnya. (*)
Discussion about this post