BALIKPAPAN, Fokusborneo.com — Pemerintah memperluas distribusi bantuan pangan di seluruh Indonesia, termasuk di Balikpapan, sebagai bagian dari strategi nasional pengendalian inflasi dan penguatan ketahanan pangan menjelang akhir tahun 2025.
Program ini digelar melalui kolaborasi antara Badan Pangan Nasional (Bapanas), Perum Bulog, serta pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Kebijakan tersebut menjadi langkah antisipatif di tengah tren kenaikan harga beras dan minyak goreng di sejumlah daerah. Selain menjaga daya beli masyarakat, program yang dijalankan juga diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus menekan laju inflasi menjelang akhir tahun.
Di Kota Balikpapan, kegiatan penyaluran dilakukan secara simbolis di Aula Kelurahan Gunung Bahagia, Kamis (30/10/2025). Acara dihadiri oleh perwakilan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Balikpapan, perangkat kelurahan, serta puluhan keluarga penerima manfaat (KPM).
Kepala DKP3 Balikpapan, Sri Wahjuningsih, menjelaskan bahwa bantuan pangan tersebut bukan hanya bentuk perhatian pemerintah terhadap masyarakat kecil, tetapi juga menjadi instrumen ekonomi yang efektif dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok.
“Distribusi bantuan pangan ini adalah wujud nyata dari upaya pemerintah menjaga keseimbangan antara pasokan dan harga di pasaran. Dengan adanya bantuan, tekanan harga di tingkat konsumen bisa dikurangi,” ujar Yuyun, sapaan akrab Sri Wahjuningsih.
Ia menyebut, sebanyak 9.356 keluarga penerima manfaat (KPM) di Balikpapan telah terdata menerima bantuan pangan untuk alokasi Oktober hingga November 2025. Setiap keluarga memperoleh 10 kilogram beras dan 2 liter minyak goreng Minyakita setiap bulan.
Bantuan tersebut didistribusikan secara bertahap melalui kerja sama antara Bulog, perangkat kelurahan, serta aparat kecamatan.
“Proses distribusi kami awasi ketat agar tepat sasaran. Validasi data dilakukan dengan melibatkan RT, kelurahan, dan kecamatan agar tidak ada penerima ganda atau warga yang terlewat,” terangnya.
Menurutnya, selain membantu masyarakat rentan, program ini juga berdampak langsung pada pengendalian inflasi pangan. Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar, tekanan terhadap pasar dan kenaikan harga bisa diminimalkan.
“Jika masyarakat sudah memiliki stok dari bantuan, permintaan di pasar umum otomatis menurun. Hal ini membantu menjaga harga agar tetap stabil dan tidak melonjak di pasaran,” tuturnya.
Ia menambahkan, pemerintah daerah terus memperkuat koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan instansi terkait untuk memastikan kebijakan pangan di tingkat lokal sejalan dengan arah kebijakan nasional.
Selain penyaluran bantuan, Pemkot juga aktif melakukan pemantauan harga bahan pokok di pasar tradisional dan menggelar operasi pasar ketika diperlukan.
“Pendekatan yang kami lakukan bersifat menyeluruh, tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga menjaga ketersediaan dan kestabilan harga di lapangan,” jelas Yuyun.
Bantuan pangan juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Di tengah kenaikan biaya hidup, masyarakat penerima merasa terbantu karena tidak perlu lagi mengalokasikan seluruh penghasilan mereka untuk membeli bahan pokok.
Selain menjaga daya beli, program ini juga diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan daerah melalui pola konsumsi yang lebih efisien. DKP3 juga terus mendorong edukasi kepada masyarakat agar mampu mengelola bahan pangan secara bijak dan menghindari pemborosan.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan, tapi juga kemampuan masyarakat mengelola dan memanfaatkan bahan pangan dengan cermat. Karena itu, edukasi konsumsi sehat dan efisien menjadi bagian penting dari program kami,” tambah Yuyun.
Ke depan, Pemkot Balikpapan bersama Bulog berencana memperluas cakupan distribusi dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk kelompok masyarakat dan lembaga sosial, agar penyaluran bantuan pangan dapat menjangkau seluruh lapisan yang membutuhkan.
“Program ini bukan intervensi jangka pendek saja, tapi menjadi bagian dari langkah strategis membangun sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan di daerah,” tandasnya.
Salah satu penerima, Siti Rahma (42), warga Gunung Bahagia, menyampaikan rasa syukur atas bantuan tersebut.
“Beras dan minyak goreng ini sangat membantu kami. Sekarang uang belanja bisa dipakai untuk kebutuhan lain seperti biaya sekolah anak,” katanya. (*)















Discussion about this post