TARAKAN, Fokusborneo.com – Guncangan gempa berkekuatan magnitudo 4,8 yang terjadi di Kota Tarakan, Rabu (5/11/25) sore, menimbulkan kepanikan warga. Getaran kuat terasa di berbagai wilayah kota, bahkan menyebabkan sejumlah rumah warga mengalami kerusakan cukup parah hingga roboh.
Kepanikan juga meluas hingga ke fasilitas layanan publik. Di RSUD dr. H. Jusuf SK Tarakan, pasien dan tenaga medis sempat berhamburan keluar ruangan untuk menyelamatkan diri. Alarm peringatan darurat rumah sakit sempat berbunyi tak lama setelah getaran pertama dirasakan.
Salah satu pasien, Sofiya, menceritakan getaran terasa sangat kuat di bangsal perawatan tempat ia dirawat. Seluruh pasien, kata dia, diarahkan oleh petugas medis untuk segera menuju tangga darurat dan keluar dari gedung.

“Saya dibantu keluarga dan perawat untuk turun, karena tangan masih diinfus. Tapi untungnya kondisi saya sudah agak membaik, jadi tidak perlu dibopong ke lantai bawah,” ujarnya.Menurut Sofiya, suasana panik sempat terjadi di area rumah sakit. Beberapa pasien yang menggunakan kursi roda dan tandu ikut dievakuasi ke halaman. “Waktu gempa itu terasa banget, sampai peralatan medis bergoyang. Semua orang spontan keluar,” katanya.
Dari informasi yang diterima media ini, sejumlah rumah warga di Gang Dermaga, Kelurahan Gunung Lingkas, serta di RT 07 dan RT 09 Kelurahan Mamburungan, mengalami kerusakan akibat guncangan. Beberapa rumah dilaporkan retak di bagian dinding dan atap, sementara satu di antaranya dilaporkan roboh di bagian dapur.
Sedangkan beberapa pertokoan turut terdampak gempa yang mengakibatkan sebagian besar barang pecah belah berhamburan di lantai.

Sementara itu, di Bandara Juwata Tarakan, video yang beredar di media sosial menunjukkan bagian plafon ruang tunggu di lantai dua yang roboh akibat guncangan. Beberapa kursi dan panel di area tersebut tampak berantakan.
Manajemen Bandara Juwata Tarakan, Elisabet Florens, membenarkan adanya kerusakan ringan di fasilitas terminal penumpang. Ia memastikan tidak ada korban jiwa dan aktivitas penerbangan tetap berjalan normal.
“Memang terasa guncangan cukup kuat, tapi dampaknya tidak signifikan. Hanya ada bagian plafon di ruang tunggu yang terlepas. Tim bangunan sudah melakukan penanganan. Pesawat terakhir juga sudah mendarat dengan aman, operasional bandara tetap berjalan normal,” ujarnya.

Kepala BMKG Tarakan, Muhammad Sulam Hilmi saat dikonfirmasi turut menegaskan gempa yang mengguncang wilayah Tarakan tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan hasil analisis, episentrum gempa terletak di laut dengan kedalaman 10 kilometer, dan termasuk jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
“Kami tegaskan gempa ini tidak berpotensi tsunami. Hingga saat ini BMKG belum mencatat adanya gempa susulan,” jelas Sulam Hilmi.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak termakan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Menurutnya, masyarakat sudah dapat kembali ke rumah karena hingga lebih dari satu jam setelah kejadian, belum terdeteksi adanya aktivitas gempa susulan.
“Secara teori, gempa susulan biasanya berkekuatan lebih kecil dari gempa utama. Karena sampai sekarang belum ada aktivitas susulan yang terpantau, masyarakat yang tadi sempat keluar rumah atau pasien yang dievakuasi dari rumah sakit sudah bisa kembali ke dalam,” ujarnya.
Hingga Rabu malam, petugas gabungan masih melakukan pemantauan di sejumlah titik terdampak. Warga diimbau memeriksa kondisi bangunan sebelum kembali ke dalam rumah, terutama bila ditemukan retakan yang berpotensi membahayakan struktur.(**)












Discussion about this post