BALIKPAPAN, Fokusborneo.com— Pemerintah Kota Balikpapan terus menunjukkan keseriusannya dalam menekan angka stunting dan membangun generasi sehat serta produktif.
Melalui inovasi program Gerakan Masyarakat Peduli Upaya Reduksi (Gempur) Stunting, Dinas Kesehatan (Dinkes) memperkuat peran Posyandu sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya dalam pemenuhan gizi dan pemantauan tumbuh kembang anak.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Alwiati, mengungkapkan berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Balikpapan saat ini berada di 24,8 persen.
Kondisi tersebut menjadi alarm penting bagi pemerintah daerah untuk bergerak lebih cepat dan menyusun strategi intervensi yang tepat sasaran.
“Survei SSGI stunting kita masih 24,8 persen. Untuk itu, kami melakukan inovasi melalui Gempur Stunting dengan menggerakkan kembali fungsi Posyandu di setiap kelurahan,” ujar Alwiati, Rabu (12/11/2025).
Melalui Gempur Stunting, pemerintah ingin memperkuat sinergi antara tenaga kesehatan, kader Posyandu, dan masyarakat, agar program intervensi gizi dapat menyentuh semua kelompok sasaran, terutama bayi, balita, dan ibu hamil.
Setiap Posyandu diharapkan mampu melakukan deteksi dini dan memberikan pendampingan berkelanjutan bagi keluarga berisiko stunting.
Sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras di lapangan, Dinas Kesehatan juga memberikan penghargaan kepada kelurahan dan puskesmas yang berhasil mencapai 100 persen tingkat kunjungan Posyandu. Langkah ini diharapkan memotivasi wilayah lain untuk lebih aktif dalam pelayanan kesehatan keluarga.
“Dengan adanya kegiatan ini, kita bisa melakukan intervensi secara spesifik terhadap seluruh bayi, balita, dan ibu hamil yang sudah diperiksa, sehingga ke depan tidak muncul lagi kasus stunting baru,” tambah Alwiati.
Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun ini yang mengusung tema “Generasi Sehat Indonesia” turut menjadi momentum penting memperkuat gerakan tersebut.
Menurut Alwiati, tema ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menanamkan kesadaran bahwa pencegahan stunting adalah tanggung jawab bersama.
“Pemerintah hanya bagian dari penggerak. Keluarga, kader, dan masyarakat harus terlibat aktif, karena pola asuh, pola makan, dan lingkungan rumah tangga juga sangat menentukan,” katanya.
Selain fokus pada perbaikan gizi keluarga, Dinkes Balikpapan juga mendukung pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa sekolah. Program nasional ini diharapkan menjadi penguat upaya pencegahan stunting sejak usia dini agar anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.
Dengan kolaborasi lintas sektor melibatkan pemerintah, tenaga kesehatan, dunia pendidikan, dan masyarakat, Pemkot Balikpapan optimis mampu menurunkan angka stunting secara bertahap dan berkelanjutan.
Langkah ini tidak hanya soal target statistik, tetapi juga tentang membangun masa depan kota yang sehat dan berkualitas.
“Harapannya, dari Posyandu inilah lahir generasi kuat dan tangguh yang akan membawa Balikpapan menjadi kota yang benar-benar sehat dan unggul,” pungkas Alwiati. (oc)












Discussion about this post