BALIKPAPAN, Fokusborneo.com — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan mengimbau perusahaan untuk menyalurkan bantuan bibit pohon melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan lebih serius dan terukur.
Penyaluran bibit diharapkan tidak hanya bersifat seremonial, melainkan berorientasi pada keberhasilan penanaman dan perawatan jangka panjang, sehingga memberikan manfaat nyata bagi lingkungan kota.
Kabid Tata Lingkungan dan Perlindungan SDA DLH Balikpapan, Afrrizal menegaskan kualitas bibit menjadi faktor penentu keberhasilan penghijauan.
“Kami minta perusahaan memberikan bibit yang benar-benar siap tanam, minimal dengan tinggi 1,5 meter. Bibit yang terlalu kecil biasanya memiliki tingkat kematian lebih tinggi, terutama jika ditanam di area terbuka dan terkena panas langsung,” ujarnya, Senin (01/12/2025).
Ia menambahkan, banyak perusahaan yang masih menekankan kegiatan simbolis berupa serah terima bibit, tanpa memperhatikan keberlanjutan penanaman dan perawatan.
“Menanam pohon itu bukan hanya soal menyerahkan bibit. Yang paling penting adalah menanam dengan benar, merawat hingga tumbuh, dan memastikan pohon tersebut bisa bertahan hidup. Baru setelah itu manfaat ekologisnya terasa,” tegas Afrrizal.
Meski demikian, Afrrizal mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang tetap berkontribusi meski intensitas program CSR menurun. Salah satunya adalah Pertamina, yang masih aktif memberikan bibit meski jumlahnya lebih sedikit sejak proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) berjalan.
“Kami berterima kasih kepada Pertamina karena tetap berkomitmen meski ada penyesuaian program. Harapannya, perusahaan lain juga bisa mengikuti jejak yang baik ini,” ujarnya.
DLH menekankan peran CSR tidak hanya terbatas pada penanaman bibit. Perusahaan diharapkan terlibat dalam tahap pemantauan dan perawatan pohon, termasuk penyiraman, pemupukan, serta perlindungan terhadap hama atau kerusakan fisik.
Dengan langkah-langkah ini, keberhasilan program penghijauan kota dapat meningkat secara signifikan.
Selain menambah tutupan hijau, Afrrizal menjelaskan bahwa penanaman pohon juga berdampak pada pengendalian suhu kota, peningkatan kualitas udara, dan perbaikan ekosistem perkotaan.
“Setiap pohon yang hidup dan terawat menjadi investasi ekologis jangka panjang. Dengan dukungan CSR yang tepat, kita bisa menekan efek pemanasan lokal, memperbaiki kualitas udara, dan membuat kota lebih nyaman,” jelasnya.
DLH berharap lebih banyak perusahaan mengambil peran aktif dalam memperluas ruang hijau Balikpapan, terutama di kawasan yang membutuhkan vegetasi tambahan.
“Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci agar Balikpapan tetap hijau, lestari, dan berkelanjutan,” pungkas Afrrizal.
Dengan pendekatan CSR yang terarah, pemerintah optimistis bahwa program penghijauan tidak hanya memberikan dampak simbolis, tetapi juga manfaat ekologis, sosial, dan pendidikan yang nyata bagi masyarakat. (oc)













Discussion about this post