TARAKAN – Pandemi global novel corona virus disease (Covid-19) sangat bedampak pada sektor hulu migas, imbasnya harga crude oil atau minyak mentah turun.
Field Manager PT Pertamina EP Asset 5 Tarakan Field Agung Wibowo menjelaskan, saat ini harga crude oil West Texas Intermediate (WTI) 22 – 25 dollar perbarell, sementara brent 28 dollar perbarell yang tadinya sekitar 65 dollar perbarell.

“Sedangkan biaya operasi kita cukup berat lah, kita harus memangkas semua, efesiensi besar-besaran,†jelas Agung Wibowo, Sabtu (28/3/2020).
Agung mengatakan dengan kondisi pandemi global Covid – 19 dan naiknya dollar terhadap rupiah, masih bersyukur tidak ada pengurangan sumber daya manusia (SDM).
“Yang kami lakukan adalah semaksimal mungkin mengefesiensi semua hal yang tidak direct to production, yang tidak berhubungan langsung dengan produksi minyak dan gas kita tunda dulu,†ungkapnya.
Masalah ekspor dan sebagainya akan berefek, meski pemerintah sudah melakukan tindakan, dalam kondisi seperti ini pemerintah juga perlu memikirkan sektor hulu.
“Supplay BBM mestinya itu bukan hal yang diefesiensikan, tapi lebih sisi hulu yang mencari minyak mentahnya. Kasaranya pengeboran 10 mungkin jadi 5 karena tidak ekonomis jika dipaksanakan, dengan harga minyak sekarang cukup berat,†katanya.
Produksi minyak mentah sampai sekarang masih sesuai target kurang lebih 2.100 Barell Oil Per Day (BOPD) untuk Tarakan Field.
“Kita lihat kedepan mudahan ada arahan dari pusat, kita tetap support operasi meskipun dalam waktu dekat kita ada pengaturan tim,†ujarnya.
Dengan kondisi saat ini apalagi yang dilokasi pertambangan cukup rawan, baik dari hand sanitizer, disinfektan dan masker semua harus dilengkapi dan mudahan tidak menggangu produksi.
“Khusus Sembakung akan diterapkan sistem on 28 hari dan off 28 hari dari sebelumnya 14 hari on 7 hari off, libur nanti kita panjangkan dalam rangka social psychical distancing, sementara di Tarakan kita akan coba work to home,†pungkasnya. (wic/iik)