Capaian WTP Harus Berkorelasi dengan Pembangunan Daerah Gubernur Bantu Pembangunan Masjid Al Ikhlas Polairud Polda Kaltara Gubernur Santuni Pemilik Taman Pendidikan Alquran (TPA) Pantai Amal yang Terbakar Percepat Herd Immunity, Kodim Tarakan Gelar Serbuan Vaksin Untuk Pelajar Sinergikan Pemerintah Pusat dan Daerah, Pemprov Gelar Rakor GWPP

Ekonomi · 23 Okt 2020 16:20 WITA ·

Di Tengah Pandemi, Minyak Kayu Putih Tarakan Terbang Keluar Negeri


Bapak Tandem Petani Pohon Kayu Putih Tarakan Sedang Panen Untuk Memenuhi Bahan Baku Pengelolaan Minyak Kayu Putih. Foto: Fokusborneo.com Perbesar

Bapak Tandem Petani Pohon Kayu Putih Tarakan Sedang Panen Untuk Memenuhi Bahan Baku Pengelolaan Minyak Kayu Putih. Foto: Fokusborneo.com

TARAKAN – Pandemi Covid-19 merubah segalanya, tidak hanya tentang kesehatan namun juga ekonomi, banyak perusahaan besar mengurangi karyawan bahkan tutup, masyarakat menjerit karena ekonomi sulit.

Namun di tengah keterpurukan itu, ada industri kecil dan skala lokal justru mendulang rejeki, salah satunya industri pengelolaan minyak kayu putih Burung Kenawai yang beralamat di Jalan Banda nomor 58 RT 06 Kelurahan Kampung Satu Skip Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.

Industri yang dikelola oleh Koperasi Wana Harapan Bersama ini awalnya memproduksi seperti biasa, namun dengan adanya pandemi Covid-19 jumlah produksi justru meningkat drastis sampai 200 persen atau tiga kali lipat dari biasanya.

Manager Koperasi Wana Harapan Bersama, Achmad Afif menjelaskan, produksi minyak kayu putih dalam satu minggu biasanya hanya sekali produksi, namun sejak pandemi Covid-19 menjadi tiga kali produksi. Kenaikan ini juga terjadi lantaran ada klaim bahwa minyak kayu putih mampu mencegah dari Covid-19,

“Dengan kapasitas pabrik penyulingan maksimal 300 kilogram, awalanya sepekan hanya sekali produksi dengan hasil minya 1,5 liter, sejak pandemi menjadi 4,5 liter. 1,5 liter minyak kayu putih menghabiskan bahan baku daun kayu putih sebanyak 300 kilogram,” jelasnya, Senin (18/10/2020).

width"300"

Tidak dijual dalam bentuk curah, produksi minyak kayu putih langsung dikemas dan diberi label sendiri dengan merk “Burung Kenawai”. Meski permintaan meningkat namun harga masih sama.

“Untuk botol ukuran 8 mililiter (ml) dibanderol Rp 10 ribu, 30 ml Rp 30 ribu, 60 ml Rp 50 Ribu. Kalau dirupiahkan 1,5 liter minyak itu sekitar Rp 1,8 Juta, keuntungan kurang lebih Rp 900 Ribu,” ujarnya.

Lebih lanjut, Afif mengatakan untuk penjualan sendiri saat ini tidak hanya memenuhi permintaan masyarakat Tarakan saja, namun juga luar daerah seperti Samarinda (Kaltim), Jakarta bahkan sampai negara tetangga Tawau Malaysia. “Ada juga dari Jakarta pesan, kemarin juga ada permintaan dari Tawau Malaysia,” sambungnya.

Meski tingginya permintaan, untuk bahan baku industri tidak menjadi persoalan, pihaknya sudah bekerjasama dengan petani dengan lokasi tanam seluas 250 hektar di dalam hutan lindung.

Sementara itu, salah satu petani pohon kayu putih, Tandem mengatakan, karena permintaan minyak kayu putih meningkat, Ia langsung panen perdana setelah dua tahun menaman pohon kayu putih.

“Kita sudah diminta untuk panen, mereka (pengelola industri minyak kayu putih) sudah menawar untuk segera dipanen, sebenarnya sudah beberapa hari lalu karena lokasi dibawah lembah, kita harus pasang penarik terlebih dahulu,” ucapnya.

Warga Kampung Satu Skip ini mengatakan, sesuai dengan kesepakatan satu kilo gram daun kayu putih dibeli dengan harga Rp 1.000 rupiah.

“Pertumbuhan kayu putih di Tarakan disini cukup bagus, saya punya sekitar 100 pohon dengan luasan kurang lebih satu hektar,” imbuhnya.

Afif menambahkan, Industri pengolahan minyak kayu putih berdiri berkat kerjasama dengan PT Pertamina (Persero) unit pemasaran VI TBBM Tarakan.

“Awalnya di tahun 2016 dibantu penanaman bibit kayu putih, tahun kedua karena baru awal berdiri Pertamina memfasilitasi biaya operasional, gaji karyawan, beli botol, label dan sebagainya,” tuturnya kepada wartawan fokusborneo.com.

Tidak sampai disitu, di tahun ketiga Pertamina juga membantu pembangunan pabrik penyulingan dengan kapasitas satu ton lokasi di Wana Persemaian, tahun ke empat yaitu pelatihan, dan tahun kelima dibantu pembangunan gudang penyimpanan bahan baku.

“Saat ini kita tidak punya gudang bahan baku, nantinya setelah ada bahan baku bisa kita simpan dua sampai 3 hari kemudian dilakukan penyulingan,” pungasknya. (wic/iik)

Print Friendly, PDF & Email
Artikel ini telah dibaca 1,654 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Ajudan Kapolda Kaltara Meninggal di Kamar, Diduga Lalai Saat Membersihkan Senpi

23 September 2023 - 09:31 WITA

Dekranasda Tana Tidung terus Berupaya Meningkatkan Kemampuan Pelaku Usaha IKM

21 September 2023 - 22:12 WITA

Gandeng BP Batam, Deddy Sitorus Bangun Semangat Ekspor Pelaku Usaha di Kaltara

21 September 2023 - 17:00 WITA

Cetak Entrepreneur Muda, KST UBT Gelar Exhibition Product untuk Mahasiswa dan Pelajar

20 September 2023 - 13:37 WITA

Gubernur Gandeng Asprindo Tarik Investor ke Kaltara

19 September 2023 - 22:11 WITA

Niaga

15 September 2023 - 17:41 WITA

Trending di Fokus
error: Alert: Content is protected !!