TARAKAN – Musyawarah Daerah (musda) I Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Provinsi Kalimantan Utara resmi digelar, Sabtu (14/11/2020).
Musda yang dilaksanakan secara hybrib (online dan offline) dihadiri langsung ketua BPP PHRI Hariyadi B Sukamdani, Pjs Gubernur Kaltara Teguh Setyabudi, Walikota Tarakan Khairul, Calon Pengurus BPD PHRI Kaltara, serta ketua dan pengurus BPD PHRI Provinsi di Indonesia.
Musda dibuka langsung Pjs Gubernur Kaltara Teguh Setyabudi sekaligus mengucapkan selamat dan sukses dilaksanakanya musda pertama BPD PHRI Kaltara.

Ketua BPP PHRI Hariyadi B Sukamdani, Kaltara adalah provinsi termuda dan terakhir dibentuk kepengurusan BPD PHRI tentu perlu dukungan dari seluruh stakeholder khususnya hotel dan restoran yang menjadi stakeholder utama bidang pariwisata.



“Dengan adanya musda di Kaltara dengan kepengurusan BPD PHRI diharapkan mampu mengkonsolidasikan dan menyatukan sektor pariwisata dalam rangka pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Tidak hanya konsolidasi, PHRI juga turut serta dalam mempromosikan pariwisata di daerah. Di tengah kondisi pandemi Covid-19 berbagai upaya program digulirkan dalam rangka peningkatan ekonomi.

“Kita tahu sektor pariwisata khususnya perhotelan dan restoran sangat terdampak pandemi Covid-19,” ucapnya.
Untuk itu program relaksasi pajak daerah perlu dilakukan oleh pemerintah agar industri pariwisata dapat berjalan.
Sementara itu Walikota Tarakan, Khairul mengatakan sejak bulan Maret – Juli 2020 Pemkot Tarakan telah memberikan kebijakan penghapusan pajak konsumen untuk Hotel dan Restoran.
“Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya stimulus agar ekonomi perhotelan dan restoran tetap bertahan di tengah kondisi pandemi Covid-19,” terangnya.
Lebih lanjut, Khairul mengatakan berdasarkan hasil pertemuan dengan pelaku usaha perhotelan, saat ini sektor pariwisata khususnya hotel tingkat okupansi atau hunian sudah mulai membaik.
“Tingkat okupansi hotel di Tarakan saat ini sudah mulai normal diangka 60-70 persen mendekati angka normal sebelum pandemi Covid-19,” katanya.
Sejak diberlakukannya adaptasi kehidupan baru pada bulan Agustus Pemkot Tarakan telah membuka pintu – pintu masuk di Tarakan namun dalam rangka pencegahan Covid-19 disiplin protokol kesehatan dilakukan dengan ketat. (wic/Iik)