Oleh:
Dr. Ana Sriekaningsih.,S.E.,S.Th.,M.M Direktur Politeknik Bisnis Kaltara
Anggota Forum Komunikasi Akademisi Penulis Populer Kebijakan Bank Indonesia

Dalam era globalisasi yang semakin pesat, pergerakan tenaga kerja migran menjadi fenomena yang tak terhindarkan. Banyak warga negara Indonesia, khususnya yang berasal dari wilayah perbatasan, mencari pekerjaan di negara tetangga demi meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarga. Kabupaten Nunukan, yang terletak di Kalimantan Utara (Kaltara), menjadi salah satu daerah dengan konsentrasi tinggi tenaga kerja migran.



keberadaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di daerah-daerah perbatasan, seperti Kabupaten Nunukan dan Sebatik, menjadi semakin penting. Wilayah ini tidak hanya merupakan titik transit antara Indonesia dan negara tetangga, tetapi juga pusat aktivitas ekonomi yang dinamis. Namun, banyak PMI yang menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam pengelolaan keuangan dan penggunaan mata uang yang sesuai. Meskipun potensi penghasilan yang besar, para PMI kerap menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal pengelolaan keuangan dan proses transaksi pengiriman uang.
Menanggapi tantangan ini, Bank Indonesia Kaltara tidak hanya melakukan sosialisasi QRIS Cross Border untuk memfasilitasi transaksi yang lebih efisien, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gerakan “Cinta Bangga Paham Rupiah.” Inisiatif ini bertujuan untuk mendorong penggunaan Rupiah sebagai mata uang dominan di daerah perbatasan, mengingat adanya kecenderungan masyarakat untuk menggunakan mata uang asing dalam transaksi sehari-hari.

Sosialisasi QRIS Cross Border dan juga Gerakan CBP Rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia Kalimantan Utara pada 3 – 5 Juni 2025, dimana Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bakn Indonesia Bpk. Hasiando Ginsar Manik turut menyampaikan materi sosialisasi QRIS Cross Border
Pentingnya QRIS Cross Border dan pemahaman terhadap nilai Rupiah, penggunaan Rupiah tidak hanya berkaitan dengan identitas nasional, tetapi juga berfungsi untuk menjaga stabilitas ekonomi lokal dan meminimalkan risiko yang dapat timbul dari ketergantungan pada mata uang asing. QRIS Cross Border dan pemahaman terhadap nilai Rupiah, saling mendukung dalam meningkatkan literasi keuangan dan memperkuat daya saing ekonomi masyarakat di daerah perbatasan.
Dalam menanggapi tantangan ini, Bank Indonesia Kaltara telah berupaya menggelar sosialisasi QRIS Cross Border, sebuah sistem pembayaran digital yang dirancang untuk mempermudah transaksi bagi tenaga kerja migran. Melalui inisiatif ini, Bank Indonesia tidak hanya berupaya meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan, tetapi juga meningkatkan literasi keuangan di kalangan PMI.
Penerapan teknologi keuangan yang praktis dan aman ini diharapkan dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi PMI itu sendiri, tetapi juga untuk keluarganya di dalam negeri dan perekonomian lokal secara keseluruhan.
Pentingnya pemahaman literasi keuangan, manfaat QRIS Cross Border, serta dampak yang diharapkan lebih memberikan turbukanya pemikiran serta kecintaan Rupiah kepada tenaga kerja migran di Kaltara.
Pentingnya Literasi Keuangan di Kawasan Perbatasan
Kawasan perbatasan, seperti Kabupaten Nunukan, sering kali menjadi titik temu bagi berbagai aktivitas ekonomi. Banyak PMI yang bekerja di negara tetangga, terutama Malaysia, dan mengirimkan uang mereka kembali ke Indonesia.
Proses pengiriman uang ini sering kali melibatkan biaya yang tinggi dan memakan waktu, sehingga menambah beban bagi para pekerja migran yang seharusnya bisa menghasilkan lebih banyak dengan gaji yang telah mereka peroleh. Dengan sosialisasi QRIS Cross Border, Bank Indonesia memberikan kemudahan cara bertransaksi, tidak hanya bagi PMI itu sendiri tetapi juga memfasilitasi pengiriman uang ke keluarga mereka di Indonesia.
QRIS Cross Border: Solusi Praktis Bagi PMI
QRIS Cross Border memungkinkan PMI untuk melakukan transaksi secara lebih efisien dan ekonomis. Dengan menggunakan kode QR, para pekerja migran dapat melakukan pembayaran dan transfer uang dengan lebih cepat tanpa harus pergi ke bank atau layanan transfer uang yang seringkali diwarnai oleh proses administrasi yang rumit. Keberadaan QRIS juga menyediakan pilihan yang lebih aman bagi mereka, mengingat risiko kehilangan uang tunai dalam perjalanan.
Mengurangi Risiko Penipuan
Sosialisasi ini juga berperan penting dalam menyebarluaskan informasi mengenai risiko penipuan yang sering dialami oleh PMI. Banyak dari mereka yang terjebak dalam praktik-praktik yang merugikan akibat kurangnya pemahaman tentang manajemen keuangan dan prosedur transaksi.
Dengan menghadirkan QRIS Cross Border, Bank Indonesia memberi tahu para PMI bagaimana cara bertransaksi yang aman, serta mencegah perilaku konsumtif yang tidak perlu. Ini adalah langkah proaktif yang sangat dibutuhkan oleh mereka yang biasanya terisolasi dari informasi keuangan modern.
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal
Selain itu, penerapan QRIS juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan memudahkan transaksi, para PMI dapat lebih aktif dalam menginvestasikan kembali pendapatan mereka ke dalam komunitas lokal. Ini membuka peluang bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk berkembang, serta menciptakan lapangan kerja baru di daerah perbatasan.
Sosialisasi QRIS Cross Border oleh Bank Indonesia Kaltara kepada Tenaga Kerja Migran Indonesia di Kabupaten Nunukan menunjukkan perhatian yang besar terhadap kesejahteraan dan penguatan ekonomi masyarakat perbatasan. Melalui peningkatan literasi keuangan dan akses transaksi yang lebih mudah, PMI diharapkan mampu memaksimalkan potensi penghasilan mereka dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi di daerah asal.
Langkah ini bukan hanya berfokus pada aspek keuangan, tetapi juga membangun kesadaran akan risiko dan cara bijak dalam mengelola uang. Inisiatif ini menjadi jembatan bagi berbagai perubahan positif bagi PMI dan komunitas di sekitar mereka.