TARAKAN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 yang secara resmi dilepas di Mako Lantamal XIII Tarakan, Selasa (15/7/25).
Asisten III Pemprov Kaltara, Pollymaart Sijabat, menyatakan sinergi antara Bank Indonesia (BI), TNI Angkatan Laut, dan Pemprov Kaltara sangat krusial, terutama mengingat Kaltara merupakan daerah perbatasan yang memiliki tantangan sosial unik.
“Dukungan antara BI, Angkatan Laut, dan Pemprov ini sangat dibutuhkan. Kita tahu bersama, Kalimantan Utara ini adalah daerah perbatasan yang permasalahannya jangan sampai masyarakat kita tidak mengenal mata uang kita sendiri,” ujar Pollymaart.
Ia menekankan pentingnya kehadiran Bank Indonesia di wilayah-wilayah terdepan Indonesia. “BI harus hadir di setiap jengkal Tanah Air. Jangan sampai orang mengenal BI itu cuma di Jakarta saja,” tegasnya.
Pollymaart menambahkan masyarakat sudah akrab dengan bank-bank umum seperti Bankaltimtara, BRI, Mandiri, BNI, namun kehadiran langsung Bank Indonesia sebagai induk yang menjamin penyimpanan uang di Indonesia sangat berarti.
Melalui ekspedisi ini, Pollymaart berharap informasi yang didapat akan diteruskan ke tingkat pusat untuk penanganan perbatasan yang lebih baik.
“Kalau orang mencintai rupiah, pasti sudah mencintai tanah yang diinjaknya,” ujarnya.
Pollymaart juga mengapresiasi peran TNI Angkatan Laut yang semakin maksimal. Ia mengungkapkan kesiapan Pemprov Kaltara untuk memfasilitasi berbagai kegiatan ke depan, sejalan dengan arahan yang ada.
Dalam kesempatan tersebut, Pollymaart turut menyoroti pentingnya edukasi kepada masyarakat untuk memperlakukan rupiah dengan hormat.
Ia membandingkan bagaimana mata uang negara tetangga seperti Ringgit diperlakukan dengan baik, sementara rupiah terkadang kurang dihargai.
“Kadang-kadang saya tidak pernah lihat Ringgit begitu lecek, dilihat. Kenapa uang rupiah sampai rusak,” ujarnya prihatin.
Selain itu, ia menyoroti masalah peredaran mata uang asing di wilayah perbatasan. “Terkadang banyak yang jual ikannya ke sebelah (Malaysia). Karena dollar itu sedikit, tapi kita harus tetap mencintai rupiah,” jelasnya.
Terakhir, Pollymaart menekankan perlunya kekompakan antara masyarakat, pemerintah, dan TNI Angkatan Laut dalam menjaga kedaulatan NKRI. Menurutnya, ekspedisi ini menunjukkan peran Angkatan Laut yang tidak hanya terbatas pada hal-hal teknis dan tempur, tetapi juga bertanggung jawab menghadirkan peranan negara.
“Ini bukan kerja sama dari sini saja, tapi kerja sama dari atas. Kita bersyukur Kaltara menjadi bagian pemikiran itu,” pungkasnya.(Mt)