BALIKPAPAN, Fokusborneo.com – Nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Kota Balikpapan dan PT Arsari Tirta Pradana menjadi salah satu strategi jangka panjang Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) dalam memperkuat ketahanan air.
Selain menggandeng pihak swasta, PTMB juga menyiapkan pemanfaatan Sungai Manggar Marina Barrage dan Sungai Wain sebagai sumber alternatif untuk memastikan ketersediaan air bersih di masa depan.
Direktur Utama PTMB, Dr. Yudhi Saharuddin, M.M., menegaskan bahwa pengembangan sumber alternatif sangat penting karena tantangan penyediaan air bersih di Balikpapan semakin kompleks.
Pertumbuhan penduduk yang sudah menembus lebih dari 762 ribu jiwa, ditambah pesatnya pembangunan infrastruktur dan kawasan permukiman baru, mendorong kebutuhan air bersih meningkat tajam setiap tahun.
“Air bersih adalah kebutuhan dasar, dan kami harus berpikir jauh ke depan. Tidak bisa hanya mengandalkan waduk eksisting. Diversifikasi sumber air menjadi keharusan agar Balikpapan memiliki ketahanan yang kuat terhadap berbagai risiko,” ujar Yudhi, Senin (22/9/2025).
Salah satu opsi yang kini tengah disiapkan adalah pemanfaatan Sungai Manggar Marina Barrage. Lokasi ini diproyeksikan mampu menjadi sumber air baku baru dengan potensi besar, sehingga dapat menopang kebutuhan kota yang terus berkembang.
Selain itu, Sungai Wain juga dipertimbangkan untuk dikelola sebagai sumber pasokan air, khususnya untuk kebutuhan industri.
“Jika Sungai Manggar Marina Barrage dan Sungai Wain bisa dioptimalkan, kita akan punya cadangan pasokan baru yang bisa diandalkan, terutama di musim kemarau panjang atau ketika ada gangguan di sumber utama seperti Waduk Manggar dan Teritip,” jelasnya.
Selain mengandalkan sumber alami, PTMB juga membuka peluang kerja sama dengan pihak swasta. MoU antara Pemkot Balikpapan dengan PT Arsari Tirta Pradana menjadi pintu masuk kolaborasi untuk pengelolaan air baku.
Yudhi menyebut, pembangunan infrastruktur air bersih membutuhkan investasi besar dan teknologi mutakhir, sehingga keterlibatan swasta sangat diperlukan.
“Kolaborasi dengan sektor swasta memungkinkan pembangunan lebih cepat dan efisien. PT Arsari Tirta Pradana, misalnya, memiliki kapasitas untuk mendukung penyediaan air baku. Pada akhirnya, yang diuntungkan adalah masyarakat karena bisa menikmati pelayanan air bersih yang lebih andal,” tambahnya.
Menurut Yudhi, langkah antisipatif ini juga menjadi bagian dari mitigasi risiko perubahan iklim yang dapat memengaruhi ketersediaan air baku di masa depan.
Fluktuasi curah hujan, kemarau panjang, hingga degradasi lingkungan berpotensi menurunkan debit air waduk. Dengan adanya sumber alternatif, Balikpapan akan lebih siap menghadapi kondisi tersebut.
“Kami tidak ingin Balikpapan menghadapi krisis air di masa depan. Karena itu, skenario jangka panjang ini adalah investasi untuk generasi berikutnya. Air adalah kehidupan, dan menjaga ketersediaannya adalah tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.
Selain itu, Yudhi mengingatkan bahwa rencana jangka panjang ini akan berjalan beriringan dengan program jangka pendek dan menengah yang sudah masuk dalam Renbis 2025–2029, seperti optimalisasi IPA, pembangunan Embung Aji Raden, dan tambahan pasokan dari SPAM Sepaku–Semoi.
“Semua program itu saling melengkapi. Tujuannya sama, yaitu memastikan masyarakat Balikpapan bisa menikmati akses air bersih yang merata, berkesinambungan, dan terjamin kualitasnya,” pungkasnya. (*/nr)
Discussion about this post