BALIKPAPAN, Fokusborneo.com – Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kembali menegaskan komitmennya terhadap pelestarian ekosistem pesisir.
Komitmen tersebut diwujudkan melalui peresmian Program “Bubuhan Lautera” (Pelestarian Alam Laut Terpelihara dan Budidaya Rumput Laut) yang berlangsung di Pantai Lamaru, Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan.
Acara peresmian dihadiri oleh Eko Kristiawan, Manager CSR & SMEPP Management Pertamina Patra Niaga Commercial & Trading (C&T), serta I Komang Budhiarta, Aviation Fuel Terminal Manager Sepinggan Group selaku pemilik program.
Program Bubuhan Lautera berfokus pada pelestarian ekosistem laut sekaligus peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat pesisir melalui kegiatan edukasi, perbaikan lingkungan, dan pengembangan usaha budidaya rumput laut. Kegiatan ini turut melibatkan dua kelompok binaan utama, yakni Sekolah Pantai Indonesia, komunitas lingkungan pesisir yang mengajak generasi muda peduli terhadap laut dan pantai dengan anggota 30 relawan siswa SMK dan mahasiswa, serta Cikal Bahari, kelompok budidaya rumput laut beranggotakan 20 orang yang berfokus pada pengembangan ekonomi pesisir melalui budidaya dan pengolahan hasil laut.
Wilayah pesisir memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menopang kehidupan masyarakat yang menggantungkan penghidupan pada sumber daya laut. Namun, tantangan seperti abrasi pantai, kerusakan ekosistem, fluktuasi penghasilan nelayan, serta berkurangnya minat generasi muda terhadap dunia kelautan perlu segera diatasi.
Melalui Program Bubuhan Lautera, Pertamina Patra Niaga mengajak masyarakat, komunitas, dan dunia pendidikan untuk berkolaborasi menjaga kelestarian laut sekaligus membuka peluang ekonomi baru berbasis potensi sumber daya pesisir yang berkelanjutan.
Program Bubuhan Lautera dijalankan melalui tiga pilar utama. Pilar pertama adalah pendidikan ekosistem laut, yang menghadirkan edukasi dan pelatihan bagi pelajar tentang pentingnya menjaga laut.
Dalam kegiatan ini, Sekolah Pantai Indonesia memperkenalkan inovasi sosial “Bank Mangrove Indonesia” sebagai wadah pembelajaran dan aksi nyata pelestarian mangrove. Pilar kedua berfokus pada perbaikan lingkungan pesisir, melalui aksi penanaman mangrove dengan pelindung safety cone bekas, pembangunan rumah ikan, serta kegiatan bersih pantai.
Pilar ketiga adalah pengembangan budidaya rumput laut, di mana kelompok Cikal Bahari memperoleh pendampingan berkelanjutan terkait pengelolaan keramba dan teknik budidaya yang ramah lingkungan. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi hasil laut sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat pesisir.
Eko Kristiawan, Manager CSR & SMEPP Management Pertamina Patra Niaga Commercial & Trading (C&T), mengapresiasi kolaborasi yang terjalin antara masyarakat, relawan muda, dan Pertamina.
“Kami sangat bangga melihat semangat gotong royong masyarakat pesisir Lamaru. Program Bubuhan Lautera menjadi contoh bagaimana sinergi antara dunia usaha, masyarakat, dan dunia pendidikan dapat menghasilkan manfaat nyata. Kami berharap kegiatan ini terus berlanjut dan memberi dampak positif bagi lingkungan sekaligus perekonomian warga,” ujar Eko.
Sementara itu, I Komang Budhiarta, Aviation Fuel Terminal Manager Sepinggan Group sekaligus penggagas program, menyampaikan optimismenya terhadap potensi pengembangan biota laut di kawasan tersebut.
“Pengembangan biota laut ini sangat prospektif ke depannya. Kami tengah menyiapkan penggunaan tenaga bayu sebagai pengganti tenaga surya, dengan kapasitas 500 watt per tiang yang fleksibel mengikuti arah angin,” jelas Komang.
Dari sisi masyarakat, Sarni, Ketua Kelompok Budidaya Rumput Laut Cikal Bahari, menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan dan pendampingan yang telah diberikan.
“Dalam tiga bulan pembinaan, perkembangan budidaya kami sangat baik. Harapan kami, kegiatan ini tidak berhenti di Lamaru, tetapi dapat diperluas ke wilayah pesisir lain di Balikpapan,” ungkapnya.
Sugandi, Guru SMKN 5 Balikpapan sekaligus Ketua Yayasan Sekolah Pantai Indonesia, menjelaskan konsep konservasi yang diterapkan oleh para relawan muda.
“Kami mengintegrasikan rumah ikan di bawah dan budidaya rumput laut di atasnya. Selain itu, kami juga memperkenalkan alat tangkap ramah lingkungan serta inovasi sosial ‘Bank Mangrove Indonesia’. Semoga semakin banyak pihak yang turut berkontribusi menjaga kelestarian laut,” ujarnya.
Program Bubuhan Lautera menjadi bukti nyata komitmen Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 14 (Ekosistem Lautan) dan poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).
Melalui sinergi antara masyarakat, dunia pendidikan, dan pemerintah daerah, Pertamina Patra Niaga berharap kegiatan ini dapat menjaga kelestarian laut di Balikpapan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir secara berkelanjutan.(**)














Discussion about this post