TARAKAN – Dalam rangka peningkatan ekonomi khususnya pelaku usaha industri kecil, Anggota Komisi VII DPR RI Rahmawati Zainal bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia melaksanakan bimbingan teknis dan pelatihan penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru (WUB) industri kecil di Kota Tarakan, Minggu (9/11/2025).
Rahmawati Zainal usai membuka kegiatan menjelaskan, pelatihan tersebut diisi sejumlah narasumber yang langsung didatangkan dari kementerian. Tidak hanya membekali keterampilan, program itu disebutnya sebagai langkah mencetak kemandirian usaha serta membuka lapangan pekerjaan untuk diri sendiri maupun orang lain.
Pertama, pengolahan hasil laut dan pertanian menjadi produk makanan yang memiliki daya simpan panjang, seperti aneka olahan keripik dan amplang. Ia menilai potensi komoditas laut dan pertanian di Kaltara sangat besar, sehingga perlu dimaksimalkan menjadi produk bernilai jual tinggi.
Kategori kedua yaitu pelatihan ecoprint atau teknik membatik modern. Rahmawati menyebut, perkembangan UMKM kain khas daerah kini sudah mulai terlihat hasilnya. Dengan pelatihan ini, ia berharap produk lokal Kaltara semakin dikenal dan dapat dipasarkan lebih luas.
Selanjutnya pelatihan servis alat rumah tangga, yang menyasar peserta laki-laki. Dengan kemampuan teknis tersebut, masyarakat dapat membuka jasa perbaikan secara mandiri.
“Kalau besar, bisa menarik teman-temannya bekerja. Jadi ini bukan hanya kelas satu kali, tapi berkelanjutan,” jelasnya.
Selain pelatihan, dukungan permodalan juga dipermudah. Ia menyebut pemerintah pusat memberikan perhatian besar kepada pelaku UMKM, termasuk penyederhanaan syarat kredit usaha rakyat (KUR). Untuk pinjaman Rp100 juta cukup menggunakan NIB, NPWP dan KK, sedangkan pinjaman Rp50 juta hanya memerlukan NIB dan KK.
Prosedur itu dinilai jauh lebih sederhana ketimbang sebelumnya yang mensyaratkan jaminan seperti BPKB atau sertifikat. “Biar UMKM kita tidak perlu ribet lagi saat butuh modal. Namun tetap ada pengawasan administrasi dari Bank Indonesia dan bank penyalur,” katanya.
Ia menegaskan, tujuan utamanya adalah memperluas kesempatan usaha tanpa hambatan birokrasi yang berlebihan. Program serupa juga tidak hanya berlangsung di Tarakan. Sebelumnya, kegiatan telah dilaksanakan di Tanjung Selor dan akan menyusul di Nunukan, Jemalino dan Katinti.
Komisi VII DPR RI disebut akan terus berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian dalam memperluas pelatihan serta penyelesaian berbagai persoalan industri kecil, termasuk pengelolaan limbah.
Lebih jauh, ia mengatakan akses pemasaran juga menjadi perhatian. Pihaknya mendorong pemerintah daerah agar setiap tamu atau pengunjung ke Kaltara diperkenalkan dengan produk khas lokal sebagai bentuk dukungan langsung pada UMKM. Dirinya bahkan selalu mengenakan batik Kaltara saat kegiatan di DPR RI sebagai bentuk promosi produk daerah.
Menurutnya, pemasaran bisa dimulai dari diri sendiri. Begitu pula dengan produk singal yang dianggap sebagai identitas khas Kaltara dan perlu terus didorong agar lebih dikenal masyarakat luas.
Sementara itu, Direktur IKMA Kementerian Perindustrian, Budi Setiawan mengatakan IKM di Tarakan jumlahnya saat ini lebih dari 4.000 dan dari 13 ribuan sentra industri kecil di Kaltara baru ada sekitar 12 sehingga perlu di tingkatkan.
“Tentu Kementerian Perindustrian akan mensuport pendirian sentra IKM di Kaltara, Dir IKMA memilikimu dua program kebijakan yakni peningkatan daya saing IKM dan Wirausaha Baru,” ujarnya.
Meski ada efisiensi anggaran bukan berarti tidak ada support untuk IKM, Kementerian berharap kepada pelaku IKM lebih kreatif dan secara aktif berkomunikasi atau diskusi dan sharing informasi bersama dinas terkait.
Tidak sampai disini, program peningkatan IKM di Kaltara Kementerian Perindustrian akan memberikan support dan siap bekerjasama dengan Komisi VII DPR RI Rahmawati. (**)














Discussion about this post