TARAKAN – Hapkido, olahraga bela diri dari Korea hadir di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara selain Taekwondo. Olahraga bela diri ini, olahraga komplit gabungan dari keras dan lunak.
“Hapkido, lebih menekankan teknik keras dan lunak bercampur. Walapun lebih banyak yang lunak seperti kuncian, bantingan, gulatan tapi juga ada yang keras seperti tendangan, pukulan,” kata Master Hapkido Indonesia Vincentius Yoyok Suryadi disela-sela memberikan kursus singkat Hapkido di Hotel Galaxi Kota Tarakan, Sabtu (29/2/20).
Olahraga ini, bukan bela diri tangan kosong. Hapkido juga mengajarkan menggunakan berbagai senjata, mulai dari pedang, tongkat sampai semua benda bisa dijadikan senjata.

“Hapkido itu beladiri komplit, bukan hanya teknik gerakan lunak dan keras. Tetapi juga melatih menggunakan senjata serta memanfaatkan kekuatan lawan,” ucap Vincentius Yoyok Suryadi yang juga sebagai Founder Hapkido Indonesia.
Hapkido, mulai berkembang secara resmi pada tahuan 2013 di Yogyakarta. 2014, Hapkido mulai dikembangkan diseluruh Indonesia dan membentuk Pengurus Pusat Hapkido Indonesia (PPHI).
“Ini bela diri sebenarnya sudah lama, tahun 1950 sudah ada di Korea sana. Dulu Hapkindo jarang dipertandingkan hanya sebagai bela diri,” jelasnya.
Awal tahun 2000 an, Hapkido baru mulai dipertandingkan. Sekarang Hapkido sudah menyebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia.
“Sekarang Hapkido ada di 30 Provinsi di Indonesia termasuk di Kaltara. Untuk di Kaltara, baru hari ini masuk pertama kalinya,” tambahnya.
Targetnya, Hapkido masuk ekshibisi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Aceh.
“Sebenarnya kita juga mengajukan ekshibisi di PON Papua 2020. Pengda Hapkido Papua, sudah mengajukan ke Koni pusat namun kondisinya masih susah,” bebernya.
Dalam 5 tahun terakhir, antusias masyarakat cukup tinggi. Bahkan anggota dari bela diri lain, lihat dan ikut belajar.
“Kegiatan yang kami lakukan hari ini (Sabtu), untuk mencari calon-calon pelatih. Makanya yang datang dewasa semua di kursus singkat ini,” ujarnya.
Sistem pendaftaran menjadi anggota maupun sertifikasi di Hapkido, dilakukan secara online. Jadi semua data pengurus dan atlet, tercatat disistem.
“Di Hapkido tidak ada rebutan atlet, kenapa karena semua online sistem. Hapkido bergerak dengan cepat mengenalkan bela diri dari Korea ini ke seluruh Indonesia,” bebernya.
Baca Artikel Terkait:
Diharapkan, kedepan pelatih dan atlet Hapkido sudah ada di Kaltara untuk mengejar daerah lainnya supaya tidak ketinggalan.
“Saya ingin pengurus, pelatih, atlet semuanya dari Kaltara. Sehingga Hapkido berkembang di Kaltara dan bisa mengikuti kejuaraan yang dilaksanakan Hapkido pusat,” tutup Yoyok. (mt/iik)