Menu

Mode Gelap

Fokus · 4 Jul 2021 20:35 WITA ·

Simposium Budaya Tidung KTT: Menuju Budaya Literasi Nasional


					Idoeliansyah Sabran / Anggota DPRD Kota Tarakan Perbesar

Idoeliansyah Sabran / Anggota DPRD Kota Tarakan

Merajut asa di tengah redupnya semangat merawat, menjaga dan mengembangkan aspek budaya yang hampir tenggelam oleh hiruk pikuk dan akselerasi perkembangan modernisasi adalah sebuah upaya yang hebat dan tak boleh berhenti, karena budaya bukan semata simbol dan atraksi yang memenuhi ruang tontonan bak sinetron atau drama kolosal, tapi budaya penuh dengan makna serta nilai-nilai moral  dan sosial yang dituangkan dalam berbagai simbol dan atraksi budaya.
 
Eksistensi budaya melalui berbagai ragam simbol dan atraksi budaya merupakan wujud eksistensi dan keterwakilan sebuah komunitas sosial dalam dinamika dan interaksi sosial. Bangsa Indonesia mengilustrasikan dan memberikan pengakuan terhadap eksistensi kekayaan dan keragaman budaya yang berada ditengah masyarakat Indonesia dalam terminologi nasionalisme. Penggunaan terminologi nasionalisme adalah bentuk pengakuan bangsa Indonesia terhadap eksistensi ragam budaya yang berkembang dalam masyarakat Indonesia yang harus disatukan dalam sebuah semangat dan kekuatan untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Founding father bangsa Indonesia memahami bahwa salah satu kekuatan bangsa Indonesia terletak pada kekuatan ragam budaya yang hidup dan berkembang dalam komunitas-komunitas sosial bangsa Indonesia, sebagai bentuk pengakuan, perlindungan dan memajukan kebudayaan yang berkembangan di masyarakat Pemerintah melalui Undang-undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan memberikan ruang dan mendorong setiap komunitas masyarakat untuk mengembangkan budaya-budaya yang berkembang di masyarakat agar berkontribusi secara produktif dan menjadikan setiap budaya sebagai bagian penguatan dan pembentukan karakter bangsa (nation character building).

Simposium Budaya Tidung merupakan salah satu bentuk upaya mengali, mengembangkan dan meletakkan potensi nilai-nilai luhur masyarakat Tidung sebagai nilai-nilai yang produktif dalam menghadapi tantangan yang terus berkembang di masyarakat, baik secara global maupun nasional. Upaya ini dilakukan agar nilai-nilai luhur budaya Tidung berkontribusi terhadap pembangunan daerah maupun secara nasional.

width"450"

Upaya yang dilakukan tidak semata-mata dalam rangka euforia sesaat, tapi sebagai upaya yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan dari waktu ke waktu dengan didasarkan pada kajian ilmiah yang terdokumentasi dengan baik, sehingga setiap aspek budaya mampu diuraikan secara sistematis dan mudah dipahami setiap individu yang ingin mengenal lebih jauh tentang eksistensi nilai-nilai luhur yang terdapat pada simbol dan atraksi budaya masyarakat Tidung.

Aspek kajian ilmiah, penyusunan secara sistematis dan dokumentasi membutuhkan peran dari berbagai pihak, khususnya para tokoh masyarakat adat Tidung dan akademisi yang memiliki pengalaman empiris dan pengetahuan literasi tentang keberadaan budaya masyarakat Tidung.

Pengalaman empiris dan pengetahuan literasi yang tersebar dengan berbagai macam perspektif dan pemahaman harus tervalidasi dengan konsensus bersama masyarakat adat Tidung, sehingga perbedaan perspektif dan pemahaman tentang eksistensi simbol, linguistik dan atraksi budaya yang pernah ada hidup dan berkembang di masyarakat Tidung dapat diuraikan dengan argumentasi yang baik.

Budaya Tidung yang telah melalui proses kajian ilmiah dan validasi harus terdokumentasi dengan baik, sehingga menjadi sumber referensi dalam penelitian dan penulisan ilmiah tentang masyarakat dan budaya Tidung.

Simposium Budaya Tidung adalah momentum dan bentuk komitmen masyarakat Tidung untuk berkontribusi dalam membangun budaya literasi, karena eksistensi masyarakat dan budaya Tidung telah menjadi bagian penting dalam sejarah bangsa Indonesia, khususnya ketika kajian sejarah dan sosial tentang Provinsi Kalimantan Utara, maka tak lepas dari keberadaan masyarakat Tidung sebagai masyarakat adat Kalimantan Utara.

Budaya Tidung sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan sejarah Provinsi Kalimantan Utara harus ditata dengan memenuhi berbagai standard kajian literasi ilmiah, sehingga eksistensi Budaya Tidung sebagai pendukung sejarah keberadaan Provinsi Kalimantan Utara dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Eksistensi budaya sebuah keniscahyaan, budaya akan terus hidup ditengah-tengah masyarakat, tak akan pernah punah ditelan jaman, karena budaya adalah proses yang bersifat alamiah turun temurun dari generasi ke generasi, yang menawarkan “ruang-ruang gelap” penuh makna dan nilai yang mampu mendorong setiap individu menikmati atraksi budaya dan menjadi simbol sebagai bagian jati diri.

Energi yang terdapat sektor budaya ini harus didorong menjadi energi yang produktif dalam konteks berperan serta secara aktif dalam pembangunan daerah dan nasional. Simposium Budaya Tidung yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Tana Tidung selayakna mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, agar peran Budaya Tidung dapat maksimal dalam penguatan dan memajukan Provinsi Kalimantan Utara.

Penulis : Idoeliansyah Sabran
Anggota DPRD Kota Tarakan

Print Friendly, PDF & Email
Artikel ini telah dibaca 530 kali

blank badge-check

Redaksi

blank blank blank blank
Baca Lainnya

PSU Berjalan Lancar, KPU Kaltara Minta Masyarakat Hormati Hasil Rekapitulasi

17 Juli 2024 - 23:27 WITA

blank

Sambut HUT ke 78 Bhayangkara, Sekprov Apresiasi Gelaran Jalan Sehat

30 Juni 2024 - 18:36 WITA

blank

Pengerjaan Jalan Mukmin Faisyal Menuju Stadion Batakan Capai 37 Persen

28 Juni 2024 - 20:15 WITA

blank

Polda Kaltara Laksanakan Binrohtal dan Doa Bersama Dalam Rangka HUT Bhayangkara Ke – 78

27 Juni 2024 - 16:05 WITA

blank

Malam ini! Wika Salim Meriahkan Launching Pilkada Tana Tidung

21 Juni 2024 - 09:14 WITA

blank

Pia Eks Utopia Akan Meriahkan Launching Tahapan Pilkada Tarakan, KPU Ajak Masyarakat Hadir

20 Juni 2024 - 18:32 WITA

blank
Trending di Fokus