BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan terus membangun lingkungan yang aman dan ramah bagi anak-anak. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB), upaya memperluas akses terhadap ruang bermain terus digencarkan, salah satunya dengan menghadirkan fasilitas tersebut di kawasan rumah ibadah.
Kepala DP3AKB Balikpapan, Heria Prisni, menyampaikan pada tahun 2025 pihaknya menjadwalkan pembangunan satu unit ruang bermain anak di area rumah ibadah kawasan MT Haryono. Ini merupakan kelanjutan dari pengembangan serupa yang telah dilakukan di tiga titik pada tahun sebelumnya, termasuk di sekitar Islamic Center.

“Untuk tahun ini kita fokus membangun satu titik dulu di lingkungan rumah ibadah. Tahun lalu sudah kita bangun di tiga lokasi, dan ada juga tambahan dari sektor swasta,” kata Heria saat diwawancarai pada Kamis (24/7/2025).
Menurutnya, ruang bermain anak yang dibangun tidak sekadar tempat bermain biasa. Seluruh fasilitas dirancang agar aman secara fisik, mendorong interaksi sosial, serta mendukung perkembangan psikologis dan kreativitas anak secara menyeluruh.
“Bukan hanya menyediakan mainan, tapi juga membangun suasana yang edukatif dan inklusif. Jadi anak-anak bisa bermain sambil belajar dan bersosialisasi,” jelasnya.
Program ini menjadi bagian dari rencana jangka panjang DP3AKB untuk menjangkau seluruh kelurahan di Balikpapan. Dari total 34 kelurahan, pihaknya menargetkan agar seluruh wilayah memiliki minimal satu fasilitas ruang bermain yang layak dan ramah anak.
“Mulai tahun depan kita dorong agar seluruh kelurahan bisa memiliki ruang bermain anak. Ini akan kita capai bertahap, tentu dengan dukungan lintas sektor,” tambah Heria.
Salah satu bentuk kolaborasi yang sudah berjalan adalah sinergi antara DP3AKB dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan. Dalam kerja sama ini, DLH bertugas membangun ruang terbuka hijau, sementara DP3AKB melengkapinya dengan wahana bermain anak.
“Konsepnya adalah taman fungsional. Jadi ketika DLH bangun taman, kita pastikan ada zona ramah anak di dalamnya. Estetika dapat, fungsi sosialnya juga jalan,” ungkap Heria.
Beberapa fasilitas ruang bermain anak yang sudah tersedia di kota ini, seperti di Taman Bekapai dan Taman Puspo Waluyo, mendapatkan respons positif dari warga. Tempat tersebut menjadi ruang alternatif bagi keluarga untuk membawa anak-anak bersantai sekaligus bersosialisasi secara sehat.
Di tahun ini, DP3AKB memprioritaskan pembangunan ruang bermain di enam kecamatan dan lima rumah ibadah yang telah melalui proses asesmen. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan dan potensi pemanfaatan yang tinggi di masyarakat.
“Pembangunan ini tidak sekadar infrastruktur, tapi juga bagian dari pemenuhan hak anak sebagaimana diatur dalam UU Perlindungan Anak. Kami ingin semua anak punya akses terhadap ruang bermain yang layak,” tegasnya.
Lebih jauh, Heria menekankan program ini juga merupakan bagian dari strategi kota untuk meraih predikat Kota Layak Anak (KLA). Keberadaan ruang bermain menjadi salah satu indikator penting dalam penilaian.
“Kalau kita ingin menyebut Balikpapan sebagai kota ramah anak, maka ruang bermain ini wajib ada. Anak-anak butuh tempat yang memberi mereka kesempatan berekspresi, berinteraksi, dan tumbuh dengan sehat,” tutup Heria. (*)