BALIKPAPAN, Fokusborneo.com — Ribuan hewan peliharaan di Kota Balikpapan menjalani vaksinasi rabies gratis dalam kegiatan serentak yang dilaksanakan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) sebagai bentuk penguatan program kesehatan hewan dan perlindungan masyarakat dari penyakit zoonosis.
Program vaksinasi ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan World Rabies Day 2025 dan digelar di 34 kelurahan yang tersebar di enam kecamatan. Target utamanya meliputi hewan penular rabies (HPR) seperti anjing, kucing, dan kera peliharaan.
Setiap kelurahan memperoleh jatah 250 dosis vaksin yang disebar ke lima titik penyuntikan berbeda agar lebih menjangkau masyarakat di tingkat RT. Khusus untuk Kelurahan Batu Ampar, alokasinya mencapai 300 dosis vaksin mengingat wilayah tersebut memiliki populasi HPR tertinggi di Balikpapan.
“Pelaksanaan vaksinasi di Batu Ampar kami pusatkan di lima titik. Antusiasme masyarakat luar biasa, banyak warga sudah menunggu sejak pagi untuk membawa hewan peliharaan mereka,” kata dokter hewan DKP3 Balikpapan, drh. Citra, Kamis (30/10/2025).
Menurutnya, sebagian besar warga membawa kucing, disusul anjing dan monyet. Program ini sepenuhnya tanpa biaya, sedangkan di klinik swasta tarif vaksinasi umumnya berkisar Rp100 ribu per hewan. Setelah Batu Ampar, tim DKP3 akan bergerak ke Kelurahan Muara Rapak dan beberapa kelurahan lain hingga seluruh kecamatan terjangkau.
Kepala DKP3 Balikpapan, Sri Wahyuningsih, menjelaskan bahwa vaksinasi rabies merupakan langkah penting dalam mencegah penularan penyakit mematikan yang dapat menyerang hewan maupun manusia.
“Rabies termasuk penyakit yang memiliki tingkat fatalitas tinggi. Pencegahan melalui vaksinasi adalah cara paling efektif untuk melindungi hewan peliharaan sekaligus masyarakat di sekitarnya,” ujar Sri.
Ia menuturkan, kegiatan vaksinasi tidak hanya berorientasi pada aspek kesehatan hewan, tetapi juga berfungsi menjaga stabilitas kesehatan masyarakat secara umum. DKP3 juga melakukan pendataan populasi HPR untuk memperbarui basis data daerah dan menentukan kebutuhan vaksin pada tahun berikutnya.
Selain penyuntikan, tim lapangan turut memberikan edukasi mengenai tanda-tanda klinis rabies dan cara penanganannya. Sosialisasi juga dilakukan bekerja sama dengan kelurahan, RT, serta komunitas pecinta hewan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
“Tujuannya bukan hanya agar hewan peliharaan terlindungi, tapi juga agar masyarakat memahami pentingnya pencegahan sejak dini,” jelasnya.
Melalui pelaksanaan vaksinasi serentak ini, Pemerintah Kota Balikpapan menargetkan seluruh hewan peliharaan berisiko dapat tervaksinasi secara menyeluruh. Langkah tersebut diharapkan dapat memperkuat upaya mewujudkan Balikpapan sebagai kota bebas rabies.
“Setiap hewan yang mendapat vaksin berarti satu potensi penularan berhasil dicegah. Perlindungan ini bukan hanya untuk hewan, tapi juga untuk seluruh warga,” tutup Sri Wahyuningsih. (*)















Discussion about this post