Menu

Mode Gelap

Kriminal

Hasan Basri : “Tak Ada Radikalisme dan Terorisme di Masjid”


					Anggota Komite III DPD RI Hasan Basri. Foto : Istimewa Perbesar

Anggota Komite III DPD RI Hasan Basri. Foto : Istimewa

JAKARTA –  Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen dan Keamanan Polri, Brigjen Umar Effendi, mengungkap pihaknya bakal memetakan masjid guna mencegah penyebaran paham radikal.

Polri berencana melibatkan Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme (BPET) Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk kegiatan tersebut.

width"300"

Menanggapi hal tersebut Anggota Komite III DPD RI asal Kalimantan Utara (Kaltara) Hasan Basri menilai tidak ada radikalisme dan terorisme di Masjid.

“Tak ada radikalisme dan ekstrimisme di Masjid, sehingga tidak perlu dipetakan,” ujar Hasan Basri melalui siaran pers tertulisnya, Sabtu (29/01/22)

“Justru kebanyakan Masjid di tengah pemukiman melakukan kerja-kerja kemanusiaan, kontras dengan dugaan polisi bahwa Masjid sebagai tempat regenerasi teroris,” lanjut alumni Magister Hukum Universitas Borneo Tarakan.

Senator asal Kaltara, Hasan Basri juga menilai tindakan yang dilakukan oleh Polri justru akan meresahkan masyarakat dan berpotensi memecah belah antara komunitas Masjid dengan TNI serta Polri.

Hasan Basri juga mengatakan pemetaan Masjid itu seolah menempatkan Islam sebagai sumber penyebaran radikalisme.

“Rencana pemetaan ini, secara tidak langsung akan menimbulkan dugaan framing negatif dan tindakan yang tidak adil terhadap umat Islam. Pemetaan seperti ini seharusnya dikaji dahulu dengan cermat, sebelum diwacanakan,” tegas pria juga menjabat sebagai Ketua Pengprov PBSI Kaltara.

Hasan Basri akrab disapa HB pun sepakat dengan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla yang tidak setuju dengan pemetaan Masjid.

“Betul sekali apa yang disampaikan Pak JK, tidak ada yang pernah mengacau negara lewat Masjid. Tak pernah ada dibaiat di Masjid, macam-macam. Justru aksi dan paham radikalisme berasal dari rumah kontrakan. Seperti aksi-aksi pembuatan bom, membentuk kelompok-kelompok dan jaringan, bahkan membuat aksi radikalisme,” Kata bapak satu anak.

“Bayangkan, bagaimana mereka diposisikan sedemikian rupa untuk dicurigai terkait terorisme dan radikalisme? Jangan sampai itu jadi jurus pengalihan isu dari banyak kejadian teror saat ini seperti di Papua,” ujar HB.

Hasan Basri yang saat ini sebagai mitra dari Kementerian Agama mendorong agar pembinaan-pembinaan keagamaan cukup dilakukan melalui organisasi-organisasi yang sudah terverifikasi dengan baik.

“Keterlibatan masyarakat saat ini menjadi penting untuk pencegahan radikalisme, yang dilakukan melalui organisasi yang sudah terverifikasi seperti MUI, muhammadiyah, NU, wahda dan organisasi lainnya,” tutup Hasan Basri.(**)

Artikel ini telah dibaca 110 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

ASN Kemenkes RSUP IKN Dalami Ekosistem IKN pada Hari Kedua Induction Program

25 Juli 2025 - 22:49

Asep Mahmudin Nakhodai PKS Kaltara, Target Rebut Kursi Senayan

25 Juli 2025 - 21:05

Komisi I DPRD Dorong Pemekaran Desa Binusan Dalam dan Ujang Fatimah

25 Juli 2025 - 20:29

Polres Berau Musnahkan 851 Gram Sabu dari Tujuh Kasus Selama Tiga Bulan

25 Juli 2025 - 20:06

Bahas Potensi Investasi, Kepala Otorita IKN Sambut Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam dan Pebisnis Brunei Darussalam di IKN

25 Juli 2025 - 16:59

Polda Kaltara Laksanakan Pemusnahan Barang Bukti Narkotika Seberat 16,8 Kg Sabu

25 Juli 2025 - 15:29

Trending di Kriminal