Menu

Mode Gelap

Daerah

Aksi Mahasiswa Tolak RUU Pilkada di Tarakan Bentrok dengan Petugas


					Aksi Mahasiswa Tolak RUU Pilkada di Tarakan Bentrok dengan Petugas Perbesar

TARAKAN, – Menuntut pernyataan sikap DPRD Tarakan terhadap penolakan Rancangan Undang undang (RUU) Pilkada Perubahan ke 4 Tahun 2015 tentang Penetapan Perpu 1 Tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi Undang undang, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam sejumlah aliansi, lembaga internal dan eksternal kampus di Tarakan mendatangi lokasi pelantikan DPRD Tarakan di gedung Serbaguna PemkotTarakan, Jumat (23/8/2024).

Ainulinsyah dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tarakan mengatakan pihaknya meminta DPRD Tarakan menyatakan sikap untuk menolak RUU Pilkada yang sedang dibahas di DPR RI saat ini. Pihaknya juga meminta DPRD kota Tarakan untuk menyatakan sikap mematuhi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024 dan Putusan MK Nomor 70.

“Kami mendesak DPRD Tarakan DPRD kota Tarakan dan Ketua Umum DPC Partai Politik untuk mengedepankan, menjujung tinggi dan menjalankan pelayanan publik serta nilai nilai demokrasi yang substansial. Mendesak KPU segera mengeluarkan PKPU sesuai keputusan MK dan tuntunan masyarakat paling lambat 23 Agustus,” kata Ainuliansyah.

width"250"

Tuntutan kelima, meminta DPRD kota Tarakan untuk berkomitmen selalu berpihak kepada rakyat dan menjalankan tugasnya sesuai sumpah jabatan. Keenam, meminta kepada DPRD kota Tarakan untuk ikut andil dalam penyelesaian masalah kota Tarakan, antara lain pelayanan publik PLN, kesejahteraan pembudidaya rumput laut, kesehatan petani tambak, eksploitasi anak, pengelolaan pemeliharaan sampah, sengketa lahan di Kelurahan Pantai Amal dan legalitas tempat hiburan malam.

width"400"
width"450"
width"400"

Selain itu, sepakat dengan semua aliansi pihaknya meminta seluruh anggota DPRD berjumlah lengkap untuk mendengarkan aspirasi. Hal ini sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa yang selalu ditemaui perwakilan setiap melakukan aksi.

“Makanya kami tidak mau seperti itu. Kami sudah sepakat, tidak pernah menganggap adanya DPRD Kota Tarakan kalau begini sikapnya. Kalau persoalan tuntutan tadi, dari aliansi sudah prosedural, kami berikan amanah kepada mereka, harusnya mereka komitmen sumpahnya kepada rakyat, tidak boleh bersumpah depan PJ Wali Kota,” tegasnya.

width"300"

Baca Juga : Pelantikan Anggota DPRD Tarakan Diwarnai Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa Tolak RUU Pilkada

Perwakilan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Tarakan, Fauzi menambahkan proses berlangsungnya aksi ini tidak kondusif. Diakhiri dengan kekecewaan dari mahasiswa, karena yang hadir harusnya 30 orang anggota DPRD justru yang hadir hanya 4 orang.

“Itupun keempat orang ini tidak bersedia dilantik bersama-sama di hadapan rakyat. Kami mahasiswa kecewa dan merasa prihatin dengan kondisi yang ada pada anggota DPRD kita yang baru dilantik,” katanya.

Pihaknya juga menyayangkan tindakan respensifitas dari aparat kepolisian saat melakukan pengamanan. Hal ini menurutnya, tidak ada tindakan humanis seperti aparat kepolisian kepada mahasiswa dan masyarakat.

Perwakilan HMI lainnya, Diki juga menyerukan ada 5 orang mahasiswa yang sempat diamankan saat sedang menyuarakan aksi. Akibat tindakan represif ini, pihaknya sepakat kembali ke Polres Tarakan agar Kapolres bertindak humanis saat mengamankan aksi mahasiswa selanjutnya tanpa ada tindakan kekerasan.

“Kami pastikan akan ada (aksi lagi). Kami tidak terima teman-teman ada yang berdarah dan ada juga yang sampai pecah kepalanya. Waktunya akan kami koordinasikan lagi dengan teman-teman aliansi,” ungkap Diki.

Kapolres Tarakan, AKBP Adi Saptia Sudirna

Sementara itu, Kapolres Tarakan AKBP Adi Saptia Sudirna menuturkan mengerahkan 317 personel terdiri dari Polres Tarakan 232 personel dan dari Brimob 85 orang.

“Kegiatan tadi berlangsung cukup kondusif, walaupun ada 5 orang anggota kami yang mengalami luka. Satu orang di bagian kepala, ada 4 dari Samapta yang jarinya luka. Kondisinya sudah bisa diobati. Itu luka akibat dorongan, dan termasuk tadi ada aksi lempar. Pada saat ada aksi lempar, anggota kami kena d keningnya,” ungkapnya.

Kapolres menegaskan, mahasiswa peserta aksi yang mengaku diamankan sebenarnya dibawa ke mobil kesehatan untuk diberikan pengobatan dan selanjutnya dikembalikan.

“Tidak ada (mahasiswa) yang pecah kepala, jangan di hiperbola. Kalau tadi dibilang represif, menurut kami cukup dengan SOP kami ya, dan diawali dengan negosiator. Ada dalmas awal, bagaimana mereka sampaikan (menyuarakan aksi), ya kita juga melakukan pengamanan,” tegasnya.(**)

Artikel ini telah dibaca 85 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Kesbangpol Tarakan Akan Sosialisasi Larangan Ormas Gunakan Atribut Mirip TNI/Polri 

19 Juni 2025 - 15:03

Pengawasan Lingkungan Hidup di Tana Tidung Ditingkatkan, Perusahaan Diminta Patuh

19 Juni 2025 - 12:40

Perkuat Peran Aktif Masyarakat, PT Pertamina EP Tanjung Gelar Edukasi Kesehatan dan Kesadaran Lingkungan

18 Juni 2025 - 21:51

Pemprov Kaltara Kembali Gulirkan Program Listrik Gratis, Wujudkan Keadilan Energi Kaltara

18 Juni 2025 - 17:25

Pemprov Kaltara Bentuk Tim Kaji Cepat untuk Tangani Wilayah Terisolasi di Krayan

18 Juni 2025 - 16:12

Jajaki Kerjasama Strategis Sosek Malindo, Kaltara Kembangkan Komoditas Unggulan

18 Juni 2025 - 15:06

Trending di Daerah