KUDUS, Fokusborneo.com – Meskipun harus tersingkir di babak semifinal, Febrian Amsal tetap berhasil mengukir prestasi dengan membawa pulang medali perunggu bagi kontingen Sambo Kalimantan Utara di Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri 2025.
Penampilan atlet muda ini menjadi bukti Sambo Kaltara memiliki potensi besar di tingkat nasional, meski usia atlet masih sangat muda.
Pertandingan berlangsung di Gor Kaliputu, Djarum Kudus, Selasa (21/10/2025), mempertemukan Febrian dengan atlet tuan rumah Jawa Tengah, Naufal Hibrizi, di kelas combat 98 kg plus. Laga berjalan sengit sejak awal, dengan Febrian mampu mendominasi sebagian ronde dan sempat unggul poin.
Namun, pengalaman Naufal membuat laga berubah drastis di menit-menit akhir melalui beberapa teknik bantingan dan kuncian yang efektif. Skor akhir 14-6 memastikan kemenangan bagi atlet Jawa Tengah.
Manager Tim Sambo Kaltara, Oktovianthino Eka Saputra, menilai laga ini sebagai pengalaman penting yang bisa menjadi pembelajaran bagi Febrian dan atlet muda lainnya.
“Lawan memiliki jam terbang lebih tinggi dan pengalaman bertanding yang matang, termasuk pernah meraih juara PON sebelumnya. Meskipun Febrian sempat unggul, dinamika pertandingan sangat cepat berubah di menit akhir. Hal ini menjadi pelajaran penting, tidak hanya bagi Febrian, tapi juga bagi seluruh tim dalam menghadapi lawan yang lebih berpengalaman,” ujar Oktovianthino.
Oktovianthino menambahkan, tim Sambo Kaltara menargetkan medali perunggu di setiap kelas yang diikuti. Dari tiga atlet yang diturunkan pada PON Bela Diri perdana ini, dua berhasil meraih medali perunggu, sementara satu atlet lainnya belum berhasil menyumbang medali.
“Dua medali perunggu yang diraih sudah sesuai target dan menjadi modal penting untuk pengembangan atlet ke depan. Ini bukti bahwa meskipun atlet masih muda, persiapan dan strategi tim membuahkan hasil yang membanggakan,” tegasnya.
Usia para atlet yang masih muda menjadi faktor yang dipertimbangkan tim dalam pembinaan jangka panjang. Febrian, misalnya, baru berusia 19 tahun, sehingga pengalaman dan pembelajaran dari setiap pertandingan sangat krusial.
“Persiapan dan pembinaan harus lebih intensif ke depan. Pengalaman yang diperoleh Febrian di PON ini menjadi bekal berharga agar ia dan atlet muda Kaltara lainnya lebih matang dan mampu meraih prestasi lebih tinggi di PON XXII yang akan digelar di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur,” tambah Oktovianthino.
Febrian sendiri mengaku bangga meski kalah di semifinal. Pengalaman bertanding melawan atlet berpengalaman memberinya wawasan baru tentang teknik dan strategi di lapangan.
“Pertandingan ini menjadi pengalaman yang sangat berharga. Saya belajar banyak menghadapi lawan dengan jam terbang tinggi. Semoga pengalaman ini bisa menjadi bekal untuk meraih hasil lebih baik di kejuaraan berikutnya,” ujar Febrian.
Selain prestasi individual, tim Sambo Kaltara juga menekankan pentingnya kerja sama dan mental yang kuat. Setiap laga menjadi ajang pembelajaran dan pengembangan karakter atlet muda, baik dari sisi teknik, strategi, maupun ketahanan mental menghadapi tekanan pertandingan tingkat nasional.
Dengan tambahan dua medali perunggu, kontingen Sambo Kaltara menutup PON Bela Diri 2025 dengan pencapaian membanggakan. Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan potensi atlet muda di Kaltara, tetapi juga menjadi motivasi bagi pembinaan olahraga bela diri di daerah agar lebih terstruktur dan berkelanjutan.
“Pengalaman PON ini menjadi motivasi bagi kami semua. Semoga atlet muda Sambo Kaltara bisa terus berkembang, mengukir prestasi, dan membawa harum nama Kalimantan Utara di kancah nasional maupun internasional,” tutup Oktovianthino. (*/saf)
Sumber : KONI Kaltara
Discussion about this post