Menu

Mode Gelap
Capaian WTP Harus Berkorelasi dengan Pembangunan Daerah Gubernur Bantu Pembangunan Masjid Al Ikhlas Polairud Polda Kaltara Gubernur Santuni Pemilik Taman Pendidikan Alquran (TPA) Pantai Amal yang Terbakar Percepat Herd Immunity, Kodim Tarakan Gelar Serbuan Vaksin Untuk Pelajar Sinergikan Pemerintah Pusat dan Daerah, Pemprov Gelar Rakor GWPP

Opini · 25 Des 2024 15:45 WITA ·

Integrasi Pendidikan Kesehatan Reproduksi melalui metode Whole School Approch Sebagai Bentuk Penguatan Karakter Positif Remaja di Wilayah Pesisir Kota Tarakan


Pelatihan tiga ancaman dasar kesehatan reproduksi remaja di SMPN 02 Kota Tarakan. Foto : Ist Perbesar

Pelatihan tiga ancaman dasar kesehatan reproduksi remaja di SMPN 02 Kota Tarakan. Foto : Ist

Penulis :

Ketua : Nur Indah Noviyanti, S.ST., M.Keb
Anggota 1 : Nisa Ariantini, S.Pd., M.Pd
Anggota 2 : Ni Made Diah Padmi, S.Pd., M.Pd

Remaja memilki peran sangat vital dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 sebagai negara yang berdaulat, maju, adil dan makmur. Hal ini terlihat dari proyeksi bonus demografi yang akan di hadapi bangsa Indonesia di tahun 2045, dimana usia produktif termasuk remaja (15-64 tahun) berjumlah (70%) akan menjadi penggerak bangsa menuju kemajuan.

Di dalam nawacita Presiden Republik Indonesia, tertuang bahwa pembangunan sumber daya manusia berkualitas menjadi isu prioritas dan di jabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2045. Salah satu kota yang mensinkronisasikan RPJMN melalui arah kebijakan pemerintah kedalam RPJMD yaitu Kota Tarakan.

Kota Tarakan merupakan kota pulau yang unik dengan garis pantai seluas 65 km, sehingga aktifitas masyarakat umumnya berada di wilayah pesisir. Walaupun kota Tarakan adalah pulau kecil namun daerah ini memiliki jumlah penduduk paling banyak jika dibandingkat 4 kabupaten yang ada di Kalimantan Utara yaitu; 271.593 jiwa. Hal ini berkolerasi dengan, jumlah penduduk remaja (10-24 tahun) di kota Tarakan mencapai 67.661 jiwa (24,91). Namun, hal ini tidak di dukung oleh pendidikan,yaitu; dari rata-rata lama sekolah hanya 9 tahun atau hanya sampai jenjang tingkat kelas VII sekolah menengah pertama (SMP), sedangkan rata-rata Pendidikan diwilayah pesisir paling tinggi sekolah dasar (SD) 42.

Angka kekerasan pada anak di Kota Tarakan cukup tinggi, di tahun 2021 mencapai 80 kasus dengan kasus kekerasan seksual paling tinggi sebanyak 34 kasus, serta perkawinan anak 27 kasus (Profil DPPPAPPKB Kaltara, 2022). Data dari SDKI juga menunjukan, di usia remaja sangat rentan terjadi perilaku negatif seksual, dimana 2% dari perempuan sudah melakukan hubungan seksual dan 8% laki-laki pernah melakukan hubungan seksual, 9% dipaksa berhubungan seksual, 21,1 pernah merokok, 10,8% pernah minum alkohol (10).

Masalah kasus kekerasan dan perilaku beresiko pada anak dan remaja memiliki kolerasi yang buruk terhadap generasi bangsa, kegagalan bonus demografi, potensi gagal mengakses pendidikan, meningkatnya angka kematian dan kesakitan ibu, kecacatan pada bayi, stunting, KDRT, serta tidak terpenuhinya akses kebutuhan dasar sehingga dapat mengakibatkan kemiskinan antar generasi. Adapun penelitian yang telah kami lakukan, sebanyak 66,7% remaja di daerah pesisir Kota Tarakan memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi yang rendah, serta sumber informasi terkait kesehatan reproduksi hanya 26,7% yang mereka dapatkan di sekolah.

Sesuai dengan arahan presiden terkait tindakan strategi dalam peningkatan karakter, nilai-nilai keteladanan, kasih sayang, moralitas, perilaku dan kebhinekaan perlu ditanamkan sejak dini yang penguatannya ada pada sekolah. Sekolah sebagai institusi pendidikan wajib memfasilitasi dan membentuk karakter peserta didik melalui proses pengajaran, pembelajaran berbasis kurikulum dan ekstrakulikuler yang termasuk pada aspek kognitif, emosional, fisik, dan sosial dari kesehatan reproduksi.

SMPN 02 Kota Tarakan merupakan salah satu SMPN dengan jumlah siswa paling banyak di Kota Tarakan yaitu; perempuan 517 siswi dan laki-laki 461 siswa. Jumlah siswa yang banyak tentunya menjadi tanggung jawab besar untuk sekolah tidak hanya transfer ilmu pengetahuan, namun juga pengembangan nilai sikap positif dan keterampilan hidup. Dengan tanggung jawab yang semakin besar maka sekolah wajib untuk  menciptakan atmosfer agar anak mampu memiliki resiliensi dan berdaya untuk bertanggung jawb akan pilihan yang lebih sehat dalam kehidupannya.

Sebagai upaya mendukung sekolah dalam memfasilitasi hak-hak anak dalam tumbuh dan berkembang dan terlindungi, maka penting kegiatan “Integrasi Pendidikan Kesehatan Reproduksi melalui metode Whole School Approch Sebagai Bentuk Penguatan Karakter Positif Remaja  Di Wilayah Pesisir Kota Tarakan” terlaksana. Tujuan dari kegiatan ini yaitu memberikan pemenuhan hak kesehatan reproduksi pada remaja dengan memberikan teknik alih pengetahuan kesehatan reproduksi secara fungsional yang melibatkan seluruh elemen yang ada di sekolah Whole School Approch (WSA) dengan metode tersebut sekolah menjadi tempat penuh makna untuk anak tumbuh dan berkembang, remaja akan memiliki motivasi dan komitmen tinggi sebagai sumber informasi dengan prinsip dari remaja untuk remaja untuk mendukung penguatan karakter positif, sehingga remaja terbebas dari perilaku seksual beresiko dan merdeka dari kekerasan.

Kegiatan ini juga ikut mendukung tercapainya SDG’s (Sustainable Development Goal’s), Tujuan 3 Kesehatan, Tujuan 4 pendidikan berkualitas, Tujuan 5 Kesetaraan Gender, RPJMN dan RPJMD dalam meningkatkan kualitas anak, perempuan dan pemuda. Adanya kolaborasi program MBKM (Merdeka belajar Kampus Merdeka) akan memberikan impactfull kepada semua pihak yang terlibat (Sekolah dan Univeritas). MBKM akan melibatkan mahasiswa dari Universitas Borneo Tarakan pada program yaitu; asistensi mengajar, yang selanjutnya mahasiswa yang terlibat akan mendapatkan rekognisi 8 SKS.

Manfaat  kegiatan ini yaitu; meningkatkan Indikator Kinerja Utama Perguruan tinggi (IKU PT), IKU 2, IKU 5. Berikut fokus program  yang terintegrasi dengan MBKM dan IKU PT, sebagai berikut;
1.Peningkatan kapasitas remaja dalam mendukung layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif dari remaja untuk remaja sebagai penguatan karakter remaja
2.Penguatan tata kelola pendidikan kesehatan reproduksi dan transformasi gender di Satuan pendidikan secara komprhensif
3.Kolaborasi dan kemitraan melalui pendekatan sekolah secara menyeluruh (guru, siswa, orangtua/ wali/ masyarakat) dalam mendukung sekolah merdeka dari kekerasan.

Kesehatan reproduksi merupakan bagian penting dalam aspek kehidupan karena melibatkan keadaaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semat-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi. Untuk itu sangat diperlukan penguatan karakter positif remaja, sehingga mereka mampu bertanggungjawab terhadap hak-hak mereka.

Guru dan orangtua memiliki peran yang penting dalam memfasilitasi remaja untuk berkembang secara optimal. salah satu arahan presiden untuk menamkan nilai-nilai, keteladanan, moralitas, kasih sayang dan kebhinekaan yang sangat penting untuk ditanamkan sejak dini kepada anak di sekolah. Penanam karakter positif pada anak dengan mendapatkan ilmu, keterampilan dan contoh yang baik disekolah dengan penguatan karakter positif siswa yang berdampak besar pembangunan kemajuan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

Disekolah guru sebagai aktor utama untuk memberikan program-program Pendidikan dan contoh serta berinteraksi dengan siswa agar mendapatkan pengetahuan dan keterampilan hidup yang mampu mengadvokasi siswa agar memiliki karakter yang positif. Diluar sekolah, pengembangan pola kemitraan antara guru dan orangtua serta masyarakat harus mampu mendukung minat dan bakat peserta didik serta melakukan pemantauan dari hasil aktifitas anak. Adanya hubungan yang baik antara guru, orangtua/ wali serta masyarakat akan membantu siswa memiliki ruang untuk berinterkasi, mengembangkan diri serta memiliki kontrol terhadap dirinya agar terhindar dari perilaku beresiko dan kekerasan.

Whole school approach merupakan pendekatan yang membentuk ekosistem yang kondusif untuk siswa dalam mendapatkan pengetahuan Kesehatan reproduksi remaja yang komprhensif karena melibatkan seluruh elemen yang ada di sekolah termasuk guru, siswa, orangtua/wali, masyarakat, organisasi sekolah (komite sekolah, ektrakulikuler), dan kurikulum guna mendukung sekolah sebagai tempat penuh makna/ meaningfull, bertumbuh dan berkembang secara optimal, bebas diskriminasi,  kekerasaan dan perilaku beresiko.

Integrasi Pendidikan Kesehatan Reproduksi melalui metode Whole School Approch (Pendekatan Sekolah Secara Menyeluruh) menampilkan bahwa sekolah tidak hanya terbatas pada prestasi akademik, namun sekolah menjadi tempat belajar terbaik yang meliputi keterampilan hidup, keterampilan diri, pemecahan masalah, dan menjalin relasi sebagai penguatan karakter positif remaja.

Gambar 4. Visualisai Pendekatan sekolah Secara Menyeluruh  (Whole School Approach)

Adapun langkah-langkah dari setiap tahapan kegiatan “Integrasi Pendidikan Kesehatan Reproduksi melalui metode Whole School Approch Sebagai Bentuk Penguatan Karakter Positif Remaja  Di Wilayah Pesisir Kota Tarakan” sebagai berikut :

Seluruh program yang dilaksanakan merupakan bagian dari upaya untuk membangun kualiats sumber daya manusia peningkatan kualitas SDM (anak dan remaja) di Provinsi Kalimnatan Utara khususnya kota Tarakan, baik dari segi pendidikan, kesehatan, dan kesejahtera anak, maka setiap sekolah di instruksi untuk mengimplemenatsikan pendidikan kesehatan reproduksi remaja yang di integrasikan di kedalam intarkurikulum dan ekstrakurikulum dan melibatkan unsur satuan pendidikan (peserta didik, pendidik, dan komite sekolah. Integrasi Pendidikan Kesehatan Reproduksi melalui metode Whole School Approch (Pendekatan Sekolah Secara Menyeluruh) menampilkan bahwa sekolah tidak hanya terbatas pada prestasi akademik, namun sekolah menjadi tempat belajar terbaik untuk tumbuh dan berkembang yang meliputi keterampilan hidup, keterampilan diri, pemecahan masalah, dan menjalin relasi sebagai penguatan karakter positif remaja.

Program yang dilaksanakan dari dana Hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia adalah bentuk kontribusi nyata insan Dikti (Universitas Borneo Tarakan) dalam  mendukung peran partisipatif seluruh elemen sekolah (guru, siswa, orangtua, masyarakat) sehingga dukungan mereka mampu menjadi elemen dalam membantu guru-guru untuk melampaui stigma yang muncul karena mengajarkan topik yang sensitif dengan metode yang “tidak biasanya”. WSA juga berfokus menciptakan lingkungan yang kondusif di lingkungan sekolah untuk remaja agar mereka mendapatkan hak-hak dan juga perlindungan serta merdeka dari kekerasan.

Artikel ini telah dibaca 42 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Penurunan BI-Rate, Dampak Inflasi dan  Ekonomi

16 Januari 2025 - 16:12 WITA

PPN Naik hanya untuk barang mewah? Cek Faktanya

4 Januari 2025 - 15:23 WITA

Perekonomian Kaltara di Triwulan III Tahun 2024

18 Desember 2024 - 19:22 WITA

Pentingnya Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Untuk Peningkatan Daya Saing Daerah

10 Desember 2024 - 13:16 WITA

Gus Miftah dan Penjual Es Teh dalam Sudut Pandang Etika

6 Desember 2024 - 20:46 WITA

Catatan Pilgub (Lanjutan II) Zona Kukar: Unexpected, Unpredictable and Silent Work

1 Desember 2024 - 20:54 WITA

Trending di Opini