TARAKAN – Dalam rangkaian acara reuni akbar 50 angkatan SMP Negeri 2 Kota Tarakan, alumni digelar seminar pendidikan remaja yang berlangsung di Hall sekolah, Selasa (20/5/25).
Seminar yang menangkat tema “Mengenali dan Mencegah Perilaku Menyimpang”, diikuti puluhan siswa perwakilan dari setiap kelas SMP Negeri 2 Kota Tarakan.
Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Tarakan, Jahrah, S.Pd., dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada para narasumber yang merupakan alumni kebanggaan sekolah.
“Kami, keluarga besar SMP Negeri 2, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibu narasumber yang merupakan alumni. Kami merasa bangga atas kepedulian dan ikatan silaturahmi yang terjalin, semoga terus terjaga,” ujarnya.
Jahrah juga mengapresiasi panitia yang telah bekerja keras sehingga kegiatan seminar dapat berjalan dengan lancar. Kepada para siswa terpilih yang mengikuti seminar, ia berpesan untuk menyimak dengan baik materi yang disampaikan dan tidak ragu untuk bertanya jika ada hal yang belum dipahami.
“Dengan demikian, kalian bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Jahrah mengajak seluruh warga sekolah dan alumni untuk bersama-sama mencerdaskan anak bangsa yang berkarakter dan berprestasi.

Ketua Alumni SMP Negeri 2 Kota Tarakan, Dr. H. Suriansyah, M.AP., dalam kesempatan yang sama menyampaikan pesan mengenai pentingnya mengenali dan mencegah perilaku menyimpang di kalangan remaja.
Ia menyoroti bahwa usia 12 hingga 15 tahun merupakan masa remaja yang labil dan penuh dengan pencarian jati diri, di mana emosi dan kegelisahan seringkali muncul.
“Salah satu ciri orang berhasil adalah menjadi pendengar yang baik. Kami, para alumni, hadir untuk berbagi ilmu dan pengetahuan mengenai etika,” kata Dr. Suriansyah.
Ia menekankan pentingnya sikap pantang menyerah dan terus mencoba meskipun mengalami kegagalan. “Tetap semangat karena banyak contoh orang-orang yang hidupnya susah, orang tuanya tidak mampu, namun mereka berhasil karena memiliki karakter yang kuat,” tegasnya.
Dr. Suriansyah juga menyampaikan bahwa negara ini membutuhkan generasi muda yang berkarakter. “Kami sebagai alumni memiliki tanggung jawab untuk menanamkan karakter, agar bisa mewarnai Kalimantan Utara dan di masa depan menjadi orang-orang yang berhasil,” lanjutnya.
Oleh karena itu, ia berpesan kepada para siswa untuk menjaga sikap, moral, serta terus menambah pengetahuan. “Hormati dan sayangi Bapak Ibu guru dan orang tua,” pesannya.
Ia juga memberikan harapan agar para siswa menjauhi narkoba dan minuman keras. “Karena jika memakai atau mengedarkan, itu tidak akan membuat kalian menjadi apa-apa,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Dr. Suriansyah mengajak para siswa untuk membuktikan bahwa alumni SMP Negeri 2 Kota Tarakan dapat mewarnai kehidupan di Indonesia, khususnya di Kalimantan Utara.
“Mental kita harus menjadi mental pesaing, agar generasi penerus ada dari alumni SMP Negeri 2 Kota Tarakan,” pungkasnya.

Sementara itu, dalam seminar pendidikan, ada 3 narasumber yang membawakan materi diantara Dr. Rahmawati Nur Indah dengan membawakan materi remaja dan tantangan sosial mengenakan mencegah perilaku menyimpang. Sukmawaty Arisa Agustina mengupas dari perspektif hukum dan Gusti Nur Islamiah menerangkan cara mengenali dan mencegah perilaku menyimpang remaja dari sudut pandang agama.
Dalam paparannya, Nur Indah menyampaikan perilaku menyimpang adalah perilaku yang memberi pengaruh buruk, melanggar norma dan hukum, atau tidak sesuai dengan tingkah laku masyarakat umumnya.
“Makanya suatu perilaku yang dinilai menyimpang disuatu tempat tergantung hukum ,norma, atau bahkan adat dan budaya yang berlaku. Menurut pandangan medis , orang yang melakukan perilaku menyimpang sehingga membahayakan dirinya dan atau orang lain yang perlu mendapat pertolongan,” katanya.
Ia menjelaskan dampak negatif dan perilaku menyimpang pada anak, menyebabkan gangguan emosional dan mental seperti depresi dan kecemasan. Hal itu dampak dari perlakuan kasar dari kedua orang tua sehingga jadi rendahnya harga diri.
Selain itu, pengaruh sosial. Masalah sosial ini akan mengalami kesulitan interaksi dengan temannya karena adanya bullying, pemalakan atau pergaulan bebas beresiko.
“Akibatnya perilaku menyimpang akan merusak hubungan anak dengan orang tuanya dan terisolasi dari teman –temannya. Dan pengaruh akademisnya, terjadi penururnan minat dan motivasi dalam belajar, membuat prestasi akademik buruk sehingga putus sekolah,” bebernya.
Mencegah perilaku menyimpang, pesan Nur Indah dengan menghindari pemicu perilaku menyimpang, mengalihkan perilaku buruk ke aktivitas positif, memberikan edukasi terkait dampak tindakan menyimpang terhadap orang lain.
“Termasuk mengikuti pelatihan kemampuan social untuk dapat berinteraksi dengan baik. Serta menerapkan pola hidup sehat dan manajemen stress yang baik,” sebutnya.
Dan terpenting, sebut Nur Indah menerapkan aturan yang jelas dan konsistensi dirumah serta memberikan konsekuensi yang tepat terhadap pelanggaran aturan dapat membantu anak memahami batasan yang ada.
Sedangkan narasumber lainnya Sukmawaty Arisa Agustina juga dosen Universitas Borneo Tarakan (UBT) menerangkan perilaku menyimpang remaja dalam perspektif hukum.
Meskipun anak di bawah umur memiliki perlakuan khusus, kata Sukma KUHP tetap menjadi dasar hukum untuk tindak pidana apabila perilaku menyimpang itu merugikan dan menyebabkan celaka orang lain hingga menyebabkan adanya korban.
Makanya, sebut Sukma peran siswa dalam mencegah perilaku menyimpang yaitu mematuhi peraturan sekolah, menghormati guru dan teman, memiilih teman yang baik dan positif.
“Tak kalah pentingnya menghindari perbuatan yang melanggar hukum dan norma. Serta berani menolak ajakan yang tidak baik melaporkan jika melihat atau mengalami perilaku menyimpang,” tutupnya.(**)
Discussion about this post