TARAKAN – Sebanyak 30 pelajar, terdiri dari 13 perempuan dan 17 laki-laki, diamankan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tarakan, Senin (14/7/25). Mereka kedapatan nongkrong di sebuah kafe dan diduga melakukan aktivitas tidak senonoh seperti merokok saat jam belajar.
Kepala Satpol PP Tarakan, Sofyan, menjelaskan bahwa penindakan ini bermula dari laporan masyarakat.
“Berdasarkan laporan masyarakat, ada beberapa anak atau siswa yang melakukan makan siang, tapi di situ aktivitasnya tidak mencerminkan seorang pelajar. Ada yang merokok, ada yang ‘ngevap’ (menggunakan rokok elektrik), ada yang mungkin main-main, bahkan main game atau kartu,” ungkap Sofyan.
Menanggapi laporan tersebut, pihak Satpol PP segera melakukan pengecekan dan menemukan kebenaran laporan tersebut.
“Kita minta diamankan dulu, kita berikan pembimbingan atau edukasi kepada mereka terkait pentingnya mereka menyadari bahwa mereka sesungguhnya masih pelajar,” tambah Sofyan.
Saat pemeriksaan, petugas menemukan sejumlah barang bukti yang menguatkan dugaan pelanggaran, meskipun Sofyan menegaskan bahwa para pelajar ini masih dalam kategori anak-anak.
“Paling kita temukan juga ada korek api, rokok elektrik itu, dan yang lain-lainnya itu, rokok ada juga mungkin ya, tapi cepat dibuang,” jelasnya.
Selanjutnya, Satpol PP akan berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait insiden ini. Sofyan menyoroti perlunya klarifikasi mengenai jam belajar para siswa tersebut, apakah pada hari itu sekolah libur, diliburkan, atau memang sudah dipulangkan.
“Tapi walaupun bagaimanapun, namanya dipulangkan, tetap juga mereka sudah menyalahi aturan sekolah,” tegas Sofyan.
Ia menambahkan bahwa alasan para pelajar tersebut disuruh pulang oleh sekolah tidak membenarkan aktivitas mereka di kafe.
“Disuruh pulang kalau dalam hal ini kan mungkin ingin makan, tapi pada saat makan itu mereka juga aktivitasnya yang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah. Karena di situ ada rokok, baik menggunakan rokok elektronik. Bahkan tadi ya bercerita-cerita mungkin masalah-masalah, kalau orang sekarang bilang itu mungkin ‘membosip’ lah mereka,” katanya.
Sofyan juga mengisyaratkan kemungkinan koordinasi lebih lanjut dengan pemilik kafe. “Nanti kita lihat. Kalau kafe memang ini juga, nanti kita minta klarifikasi kafe, kalau bisa bantu sampai anak sekolah di rumah, terutama pada saat jam belajar mengajar,” pungkasnya.
Ia menyebutkan bahwa rata-rata pelajar yang diamankan adalah siswa kelas 2, meskipun ada juga yang baru.(Mt)
Discussion about this post