TARAKAN, Fokusborneo.com – Program SENTUH (Sehat, Nyaman, dan Tumbuh Harmonis) berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Tinngi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia melalui BIMA Tahun 2025, resmi dimulai sebagai langkah awal pengabdian masyarakat yang digagas oleh tim dosen dari Universitas Borneo Tarakan (UBT).
Program ini dirancang untuk memberdayakan kader posyandu sebagai mitra ibu dalam meningkatkan kesehatan, memperkuat bonding, serta mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Melalui pelatihan pengasuhan berbasis psikososial, edukasi stimulasi, hingga praktik pijat bayi, kegiatan ini diharapkan menjadi upaya berkelanjutan dalam mendukung pencegahan stunting dan peningkatan kualitas pengasuhan di Kalimantan Utara (Kaltara).
Kegiatan awal program SENTUH ini difokuskan pada pelatihan dan pendampingan kader posyandu serta edukasi bagi ibu balita tentang pijat bayi melalui kelas interaktif.
Rangkaian kegiatan diawali dengan pemaparan untuk memberikan pemahaman dasar, dilanjutkan dengan demonstrasi pijat bayi oleh Tanti Tri Lestary, SST.,Bdn.,M.Keb, sebagai fasilitator dan diakhiri dengan role play yang dilakukan langsung oleh kader posyandu secara mandiri.

Metode ini dipilih agar kader tidak hanya memahami teori, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang dapat segera diterapkan di masyarakat.
Program ini sangat terbantu keterlibatan aktif kader posyandu Mekar Jaya yang diketuai oleh Yuspina Mamisa, bersama anggotanya berperan langsung dalam setiap tahapan kegiatan.
Dukungan kader menjadi kunci penting karena mereka merupakan garda terdepan dalam mendampingi ibu balita di lingkup posyandu dan lingkungan sekitar.
Tim dosen sebagai penggagas menekankan kegiatan ini bukan sekadar pelatihan satu kali, melainkan dirancang berkelanjutan dengan pembentukan support group, pendampingan kader dalam menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan Anak (KPSP), serta praktik langsung pijat bayi di masyarakat.

Dengan pendekatan ini, program diharapkan mampu menciptakan ekosistem pengasuhan yang sehat, nyaman, dan harmonis, serta berkontribusi pada pencegahan stunting di Kaltara.
“Kami ingin kader posyandu tidak hanya mendengar teori, tetapi juga terampil secara langsung sehingga bisa mendampingi ibu balita dengan lebih percaya diri,” ujar Nurrahmi Umami, S.Tr.Keb., M.Keb., selaku Ketua Tim Program SENTUH.
Program ini dirancang secara kolaboratif oleh dosen lintas bidang, di antaranya Nazwa Manurung, M.Psi., Psikolog dan Rahmatuz Zulfia, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.A yang aktif terlibat dalam penyusunan materi edukasi, penyusunan modul pijat bayi, hingga pendampingan teknis di lapangan.
Sinergi ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata bagi kader posyandu dan ibu balita, sekaligus menjadi model pengabdian masyarakat yang berkelanjutan dan dapat direplikasi di wilayah lain.
Pelaksanaan program ini tidak hanya melibatkan dosen, tetapi juga mahasiswa S1 Kebidanan yang berperan aktif dalam pendampingan kader posyandu dan ibu balita.

Kehadiran mahasiswa menjadi bagian dari proses pembelajaran lapangan sekaligus bentuk kontribusi nyata dalam penerapan ilmu kebidanan di masyarakat. Dengan keterlibatan generasi muda tenaga kesehatan ini, kegiatan diharapkan mampu menghadirkan pendekatan yang lebih komunikatif, inovatif, serta memperkuat keberlanjutan program di tingkat posyandu.
Melalui program SENTUH, tim dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UBT berharap kader posyandu dan para ibu balita dapat lebih percaya diri dalam memberikan stimulasi dan pengasuhan yang tepat bagi anak-anak mereka.
Ke depan, kegiatan ini akan terus dikembangkan dengan agenda rutin yang melibatkan masyarakat secara lebih luas, sehingga manfaatnya dapat dirasakan tidak hanya pada peningkatan keterampilan kader, tetapi juga pada kualitas tumbuh kembang anak di Kota Tarakan, Kaltara.
Dengan semangat kolaborasi antara akademisi, kader, dan masyarakat, program ini diharapkan menjadi pijakan penting dalam mewujudkan generasi yang sehat, nyaman, dan tumbuh harmonis.(**)